TAI (Team
Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction)
Tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini sebenarnya
adalah penggabungan dari pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran
individual. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TAI,
siswa mengikuti tingkatan yang bersifat individual berdasarkan tes penempatan,
dan kemudian dapat maju ke tahapan selanjutnya berdasarkan tingkat kecepatannya
belajar. Jadi, setiap anggota kelompok sebenarnya belajar unit-unit materi
pelajaran yang berbeda. Rekan sekelompok akan memeriksa hasil pekerjaan rekan
sekelompok lainnya dan memberikan bantuan jika diperlukan. Tes kemudian
diberikan diakhir unit tanpa bantuan teman sekelompoknya dan diberikan skor.
Lalu setiap minggu guru akan menjumlahkan total unit materi yang diselesaikan
suatu kelompok dan memberikan sertifikat atau penghargaan bila mereka berhasil
melampaui kriteria yang telah ditetapkan, dan beberapa poin tambahan untuk
kelompok yang anggotanya mendapat nilai sempurna. Kelebihan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI ini adalah karena siswa bertanggungjawab untuk memeriksa
pekerjaan rekannya yang lain, maka guru mempunyai waktu yang lebih banyak untuk
membantu kelompok-kelompok kecil yang menemuai banyak hambatan dalam belajar
yang merupakan kumpulan dari anggota-anggota kelompok yang berada pada
tingkatan unit materi pelajaran yang sama. Banyak penelitian melaporkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI ini sangat efektif
untuk digunakan dalam pembelajaran.
STAD (Student
Teams Achievement Division)
Pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa
dikelompokkan ke dalam kelompok kecil yang disebut tim. Kemudian seluruh kelas
diberikan presentasi materi pelajaran. Siswa kemudian diberikan tes.
Nilai-nilai individu digabungkan menjadi nilai tim. Pada model pembelajaran
kooperatif tipe ini walaupun siswa dites secara individual, siswa tetap dipacu
untuk bekerja sama untuk meningkatkan kinerja dan prestasi timnya. Bila pertama
kali digunakan di kelas anda, maka ada baiknya guru terlebih dahulu memperkenalkan model pembelajaran kooperatif STAD ini
kepada siswa.
Round
Table atau Rally Table
Untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Round
table atau Rally Table ini guru dapat memberikan sebuah kategori tertentu
kepada siswa (misalnya kata-kata yang dimulai dengan huruf “s”). Selanjutnya
mintalah siswa bergantian menuliskan satu kata secara bergiliran.
Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh
Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi
oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001). Tujuan
diciptakannya tipe model pembelajaran kooperatif Jigsaw ini adalah untuk
meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap belajarnya sendiri dan juga
belajar anggota kelompoknya yang lain. Mereka diminta mempelajari materi yang
akan menjadi tanggungjawabnya, karena selain untuk dirinya, ia juga harus
mengajarkan materi itu kepada anggota kelompoknya yang lain. Pada model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini ketergantungan antara siswa sangat
tinggi. Setiap siswa dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah anggota
dari dua kelompok, yaitu (1) kelompok asal (home group) dan (2) kelompok ahli (expert
group). Kelompok asal dibentuk dengan anggota yang heterogen. Di kelompok
asal ini mereka akan membagi tugas untuk mempelajari suatu topik. Setelah semua
anggota kelompok asal memperoleh tugas masing-masing, mereka akan meninggalkan
kelompok asal untuk membentuk kelompok ahli. Kelompok ahli adalah kelompok yang
terbentuk dari anggota-anggota kelompok yang mempunyai tugas mempelajari sebuah
topik yang sama (berdasarkan kesepakatan mereka di kelompok asal). Setelah
mempelajari topik tersebut di kelompok ahli, mereka akan kembali ke kelompok
asal mereka masing-masing dan saling mengajarkan topik yang menjadi
tanggungjawab mereka ke anggota kelompok lainnya secara bergantian.
Guru perlu memahami bagaimana model pembelajaran Jigsaw ini dilaksanakan, begitu juga siswa
Guru perlu memahami bagaimana model pembelajaran Jigsaw ini dilaksanakan, begitu juga siswa
Tim Jigsaw
Untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
tugaskan setiap siswa pada setiap kelompok untuk mempelajari seperempat halaman
dari bacaan atau teks pada mata pelajaran apa saja (misalnya IPS), atau
seperempat bagian dari sebuah topik yang harus mereka pelajari atau ingat.
Setelah setiap siswa tadi menyelesaikan pembelajarannya dan kemudian saling
mengajarkan (menjelaskan) tentang materi yang menjadi tugasnya atau saling
bekerjasama untuk membentuk sebuah kesatuan materi yang utuh saat mereka
menyelesaikan sebuah tugas atau teka-teki.
Jigsaw II
Tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini adalah
modifikasi dari tipe Jigsaw. Jigsaw II dikembangkan oleh Robert Slavin pada
tahun 1980 di mana semua anggota kelompok asal mempelajari satu topik yang
sama, hanya saja masing-masing anggota difokuskan untuk mendalami bagian-bagian
tertentu dari topik itu. Setiap anggota kelompok asal harus menjadi ahli dalam
bagian topik yang mereka dalami. Seperti Jigsaw, di tipe Jigsaw II ini mereka
juga harus mengajarkan keahliannya pada anggota kelompok asalnya yang lain
secara bergantian.
Reverse
Jigsaw (Kebalikan
Jigsaw)
Tipe model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan oleh
Timothy Hedeen (2003). Perbedaanya dengan tipe Jigsaw adalah, bila pada model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw anggota kelompok ahli hanya mengajarkan
keahliannya kepada anggota kelompok asal, maka pada model pembelajaran
kooperatif reverse jigsaw ini, siswa-siswa dari kelompok ahli mengajarkan
keahlian mereka (materi yang mereka pelajari atau dalami) kepada seluruh kelas.
NHT (Numbered
Heads Together) – Kepala Bernomor Bersama
Pada modelpembelajaran kooperatif tipe NHT, minta siswa
untuk menomori diri mereka masing dalam kelompoknya mulai dari 1 hingga 4.
Ajukan sebuah pertanyaan dan beri batasan waktu tertentu untuk menjawabnya.
Siswa yang mengangkat tangan jika bisa menjawa pertanyaan guru tersebut. Guru
menyebut suatu angka (antara 1 sampai 4) dan meminta seluruh siswa dari semua
kelompok dengan nomor tersebut menjawab pertanyaan tadi. Guru menandai
siswa-siswa yang menjawab benar dan memperkaya pemahaman siswa tentang jawaban
pertanyaan itu melalui diskusi.
TGT (Team
Game Tournament)
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mirip dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang
digantikan dengan turnamen mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran
kooperatif ini, siswa-siswa saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain
agar dapat memberikan kontribusi poin bagi kelompoknya. Suatu prosedur tertentu
digunakan untuk membuat permainan atau turnamen berjalan secara adil. Penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe TGT terbukti efektif meningkatkan hasil belajar siswa.
Three-Step
Interview (Wawancara
Tiga Langkah)
Pada model pembelajaran kooperatif tipe three-step
interview (disebut juga three problem-solving) dilakukan 3
langkah untuk memecahkan masalah. Pada langkah pertama guru menyampaikan isu
yang dapat memunculkan beragam opini, kemudian mengajukan beberapa
pertanyaan-pertanyaan kepada seluruh siswa di kelas. Langkah kedua, siswa
secara berpasangan bermain peran sebagai pewawancara dan orang yang
diwawancarai. Kemudian, di langkah yang ketiga, setelah wawancara pertama dilakukan
maka pasangan bertukar peran: pewawancara berperan sebagai orang yang
diwawancarai dan sebaliknya orang yang tadi mewawancarai menjadi orang yang
diwawancarai. Setelah semua pasangan telah bertukar peran, selanjutnya setiap
pasangan dapat membagikan atau mempresentasikan hasil wawancara mereka kepada
seluruh kelas secara bergiliran. Tipe model pembelajaran kooperatif ini (three-step
interview) ini efektif untuk mengajarkan siswa problem solving(pemecahan
masalah).
Three-Minute
Review (Reviu
Tiga Langkah)
Model pembelajaran kooperatif tipe three-step review efektif
untuk digunakan saat guru berhenti pada saat-saat tertentu selama sebuah
diskusi atau presentasi berlangsung, dan mengajak siswa mereviu apa yang telah
mereka ungkapkan saat diskusi di dalam kelompok mereka. Siswa-siswa dalam
kelompok-kelompok itu dapat bertanya untuk mengklarifikasi kepada anggota
lainnya atau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari anggota lain. Misalnya setelah
diskusi tentang proses-proses kompleks yang terjadi di dalam tubuh manusia
misalnya pencernaan makanan, siswa dapat membentuk kelompok-kelompok dan
mereviu proses diskusi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk
mengklarifikasi.
GI (Group
Investigasi)
Model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi telah
banyak dibahas pada blog ptk dan model pembelajaran ini. Silakan baca tentang
model pembelajaran kooperatif group investigasi:
Go Around
(Berputar)
Model pembelajaran kooperatif tipe go around sebenarnya
adalah variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi. Baca
lebih lanjut tentang langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif
Go Around
Reciprocal
Teaching (Pengajaran Timbal Balik)
Model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching (pengajaran
timbal balik) dikembangkan oleh Brown & Paliscar (1982). Pengajaran timbal
balik atau reciprocal teaching ini juga merupakan sebuah model
pembelajaran kooperatif yang meminta siswa untuk membentuk pasangan-pasangan
saat berpartisipasi dalam sebuah dialog (percakapan atau diskusi) mengenai
sebuah teks (bahan bacaan). Setiap anggota pasangan akanbergantian membaca teks
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menerima dan memperoleh umpan balik (feedback).
Model pembelajaran tipe reciprocal teaching ini memungkinkan
siswa untuk melatih dan menggunakan teknik-teknik metakognitif seperti
mengklarifikasi, bertanya, memprediksi, dan menyimpulkan. Model pembelajaran
kooperatif tipe reciprocal teaching ini dikembangkan atas dasar bahwa siswa
dapat belajar secara efektif dari siswa lainnya. Baca artikel yang lebih rinci
tentang model pembelajaran kooperatif tipe reciprocal
teaching (pengajaran timbal balik).
CIRC (Cooperative
Integrated Reading Composition)
Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative
integrated reading composition) adalah sebuah model pembelajaran yang
sengaja dirancang untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis, dan
keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya baik pada jenjang pendidikan tinggi
maupun jenjang dasar. Pada tipe model pembelajaran kooperatif yang satu ini
siswa tidak hanya mendapat kesempatan belajar melalui presentasi langsung oleh
guru tentang keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga teknik menulis
sebuah komposisi (naskah). CIRC dikembangkan untuk menyokong pendekatan
pembelajaran tradisional pada mata pelajaran bahasa yang disebut “kelompok
membaca berbasis keterampilan”. Pada model pembelajaran CIRC ini siswa
berpasang-pasangan di dalam kelompoknya. Ketika guru sedang membantu sebuah
kelompok-membaca (reading group), pasangan-pasangan saling mengajari satu sama
lain bagaimana “membaca-bermakna” dan keterampilan menulis melalui teknik reciprocal
(timbal balik). Mereka diminta untuk saling bantu untuk menunjukkan aktivitas
pengembangan keterampilan dasar berbahasa (misalnya membaca bersuara (oral
reading), menebak konteks bacaan, mengemukakan pertanyaan terkait bacaan,
menyimpulkan, meringkas, menulis sebuah komposisi berdasarkan sebuah cerita,
hingga merevisi sebuah komposisi). Setelah itu, buku kumpulan komposisi hasil
kelompok dipublikasikan pada akhir proses pembelajaran. Semua kelompok (tim)
kemudian diberikan penghargaan atas upaya mereka dalam belajar dan
menyelesaikan tugas membaca dan menulis.
The
Williams
Tipe model pembelajaran kooperatif The Williams mengajak
siswa melakukan kolaborasi untuk menjawab sebuah pertanyaan besar yang
merupakan sebuah tujuan pembelajaran. Pada model pembelajaran ini siswa
dikelompok-kelompoknya secara heterogen seperti pada tipe STAD. Kemudian setiap
kelompok diberikan pertanyaan yang berbeda-beda dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif yang memungkinkan siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.
TPS (Think
Pairs Share)
Model pembelajaran kooperatif tipe TPS (think pairs share)
mulanya dikembangkan oleh Frank T. Lyman (1981). Tipe model pembelajaran
kooperatif ini memungkinkan setiap anggota pasangan siswa untuk berkontemplasi
terhadap sebuah pertanyaan yang diajukan. Setelah diberikan waktu yang cukup
mereka selanjutnya diminta untuk mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan
tadi (hasil kontemplasi) dengan pasangannya masing-masing. Setelah diskusi
dengan pasangan selesai, guru kemudian mengumpulkan tanggapan atau jawaban atas
pertanyaan yang telah diajukan tersebut dari seluruh kelas.
TPC (Think
Pairs Check)
Model pembelajaran kooperatif tipe think pairs-check adalah
modifikasi dari tipe think pairs share, di mana penekanan pembelajaran
ada pada saat mereka diminta untuk saling cek jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan guru saat berada dalam pasangan.
TPW (Think
Pairs Write)
Tipe model pembelajaran kooperatif TPW (Think Pairs Write)
juga merupakan variasi dari model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think
Pairs Share). Penekanan model pembelajaran kooperatif tipe ini adalah
setelah mereka berpasangan, mereka diminta untuk menuliskan jawaban atau
tanggapan terhadappertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Model pembelajaran
kooperatif tipe TPW ini sangat cocok untuk pelajaran menulis.
Tea
Party (Pesta
Minum Teh)
Pada model pembelajaran kooperatif tipe tea party, siswa
membentuk dua lingkaran konsentris atau dua barisan di mana siswa saling
berhadapan satu sama lain. Guru mengajukan sebuah pertanyaan (pada bidang mata
pelajaran apa saja) dan kemudian siswa mendiskusikan jawabannya dengan siswa
yang berhadapanan dengannya. Setelah satu menit, baris terluar atau lingkaran
terluar bergerak searah jarum jamsehingga akan berhadapan dengan pasangan yang
baru. Guru kemudian mengajukan pertanyaan kedua untuk mereka diskusikan.
Langkah-langkah seperti ini terus dilanjutkan hingga guru selesai mengajukan 5
atau lebih pertanyaan untuk didiskusikan. Untuk sedikit variasi dapat
pula siswa diminta menuliskan pertanyaan-pertanyaan pada kartu-kartu
untuk catatan nanti bila diadakan tes.
Write
Around (Menulis
Berputar)
Model pembelajaran kooperatif tipe write around ini
cocok digunakan untuk menulis kreatif atau untuk menulis simpulan. Pertama-tama
guru memberikan sebuah kalimat pembuka (contohnya: Bila kamu akan berulang
tahun, maka kamu akan meminta hadiah berupa...). Mintalah semua siswa dalam
setiap kelompok untuk menyelesaikan kalimat tersebut. Selanjutnya mereka ia
menyerahkan kertas berisi tulisannya tersebut ke sebelah kanan, dan membaca
kertas lain yang mereka terima setelah diserahkan oleh kelompok lain, kemudian
menambahkan satu kalimat lagi. Setelah beberapa kali putaran, maka akan
diperoleh 4 buah cerita atau tulisan (bila di kelas dibentuk 4 kelompok).
Selanjutnya beri waktu bagi mereka untuk membuat sebuah kesimpulan dan atau
mengedit bagian-bagian tertentu, kemudian membagi cerita atau simpulan itu
dengan seluruh kelas. Write around adalah modifikasi dari
model pembelajaran kooperatif go around.
Round
Robin Brainstorming atau
Rally Robin
Contoh pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Round Robin
Brainstorming misalnya : berikan sebuah kategori (misalnya “nama-nama sungai di
Indonesia) untuk didiskusikan. Mintalah siswa bergantian untuk menyebutkan
item-item yang termasuk ke dalam kategori tersebut.
LT (Learnig
Together)
Orang yang pertama kali mengembangkan jenis model
pembelajaran kooperatif tipe Learning Together(Belajar Bersama) ini
adalah David johnson dan Roger Johnson di Universitas Minnesota pada tahun
1999. Pada model pembelajaran kooperatif tipe Learning Together,
siswa dibentuk oleh 4 – 5 orang siswa yang heterogen untuk mengerjakan sebuah
lembar tugas. Setiap kelompok hanya diberikan satu lembar kerja. Mereka
kemudian diberikan pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok.
Pada model pembelajaran Kooperatif dengan variasi seperti Learning
Together ini, setiap kelompok diarahkan untuk melakukan
kegiatan-kegiatan untuk membangun kekompakan kelompok terlebih dahulu dan
diskusi tentang bagaimana sebaiknya mereka bekerjasama dalam kelompok.
Student
Team Learning (STL
- Kelompok Belajar Siswa)
Model pembelajaran kooperatif tipe student team
learning ini dikembangkan di John Hopkins University – Amerika
Serikat. Lebih dari separuh penelitian tentang pembelajaran kooperatif di sana
menggunakanstudent team learning. Pada dasarnya model pembelajaran
kooperatif yang satu ini sama saja dengan model pembelajaran kooperatif yang
lain yaitu adanya ide dasar bahwa siswa harus bekerjasama dan turut
bertanggungjawab terhadap pembelajaran siswa lainnya yang merupakan anggota
kelompoknya. Pada tipe STL ini penekanannya adalah bahwa setiap kelompok harus
belajar sebagai sebuah tim. Ada 3 konsep sentral pada model pembelajaran
kooperatif tipe STL ini, yaitu: (1) penghargaan terhadap kelompok; (2)
akuntabilitas individual; (3) kesempatan yang sama untuk memperoleh kesuksesan.
Pada sebuah kelas yang menerapkan model pembelajaran ini, setiap kelompok dapat
memperoleh penghargaan apabila mereka berhasil melampaui ktiteria yang telah
ditetapkan sebelumnya. Akuntabilitas individual bermakna bahwa kesuksesan
sebuah kelompok bergantung pada pembelajaran yang dilakukan oleh setiap
individu anggotanya. Pada model pembelajaran tipe STL, setiap siswa baik dari
kelompok atas, menengah, atau bawah dapat memberikan kontribusi yang sama bagi
kesuksesan kelompoknya, karena skor mereka dihitung berdasarkan skor
peningkatan dari pembelajaran mereka sebelumnya.
Two Stay Two
Stray
Model pembelajaran kooperatif two stay two stray ini
sebenarnya dapat dibuat variasinya, yaitu berkaitan dengan jumlah siswa yang
tinggal di kelompoknya dan yang berpencar ke kelompok lain. Misalnya: (1) one
stay three stray (satu tinggal tiga berpencar); dan (2) three
stay one stray (tiga tinggal satu berpencar). Model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dikembangkan pertama kali
oleh Spencer Kagan (1990). Dengan struktur kelompok kooperatif
seperti tipe two stay two stray ini dapat memberikan
kesempatan kepada tiap kelompok untuk saling berbagi informasi dengan
kelompok-kelompok lain.
Demikian pembahasan mengenai tipe-tipe model pembelajaran kooperatif. Pada artikel selanjutnya, blog ptk dan model pembelajaran akan menguraikan lebih detail mengenai beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang belum diulas pada artikel-artikel sebelumnya.
Demikian pembahasan mengenai tipe-tipe model pembelajaran kooperatif. Pada artikel selanjutnya, blog ptk dan model pembelajaran akan menguraikan lebih detail mengenai beberapa tipe model pembelajaran kooperatif yang belum diulas pada artikel-artikel sebelumnya.
Mantaaaappp....
BalasHapus