Pernahkah kalian
berpikir bahwa di dalam tubuh kita ini terdapat berjuta-juta bakteri yang
bersimbiosis mutualisme, parasitisme, ataupu saprofit dengan tubuh kita?
Bakteri dapat kita jumpai di berbagai tempat Di tubuh kita misalnya, bakteri
terdapat di permukaan kulit, dalam siste pencernaan, dalam kotoran gigi yang
membusuk, ataupun di kulit kepal kita Tubuh bakteri yang sangat kecil dan cara
hidup yang beraneka ragam memungkinkan bakteri untuk hidup di mana saja
sehingga bakter dapat ditemukan di mana-mana, misalnya, di dalam tanah, dalam
air dalam sisa-sisa makhluk hidup, dalam tubuh manusia, bahkan dala sebutir
debu. Luasnya distribusi bakteri ini menyebabkan bakteri serin disebut juga
dengan kosmopolit Pada umumnya, bakteri bersifat heterotrof dan dapat hidup
sebagai saprofit atau parasit. Ada juga bakteri yang dapat membuat makana sendiri
yang disebut bakteri autotrof. Untuk lebih jelasnya, marilah kita perdalam
dengan kajian di bawah ini.
1. Ciri-Ciri
Bakteri
Bakteri
merupakan makhluk hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan mempunyai
bentuk yang beraneka ragam. Bakteri dapa berbentuk batang, spiral, atau bola.
Bentuk tubuh ini dapat dijadika dasar klasifikasi bakteri Ukuran bakteri yang
paling besar kira-kira 100 m. Ada pula yan kurang dari 1 m dan yang terkecil
kira-kira berukuran 0,1 m (1 mikro = 0,001 mm). Bakteri hanya dapat diamati
dengan menggunakan mikroskop. Ukuran bakteri yang lebih kecil dari 0,1 m hanya
dapat diamati dengan mikroskop elektron. Sekumpulan bakteri dapat membentuk
koloni. Contohnya, pada makanan yang telah busuk, koloni bakteri dapat terlihat
dalam bentuk cairan kental, lengket seperti lender yang berwarna putih
kekuningan.
Bakteri tidak
mengandung klorofil sehingga tidak dapat membuat makanan sendiri. Berdasarkan
sumber zat makanannya, bakteri dibagi menjadi bakteri autotrof dan heterotrof.
Bakteri heterotrof terbagi menjadi bakteri saprofit dan parasit. Berdasarkan
kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan
anaerob.
2. Struktur
Tubuh Bakteri
Bakteri
berukuran sangat kecil sehingga struktur tubuhnya sulit untuk diamati. Tubuh
bakteri berupa sel tunggal, dinding selnya tersusun dari hemiselulosa dan
senyawa semacam pektin yang lebih mendekati pada sel hewan. Dinding sel
dilapisi selaput mirip gelatin yang menyebabkan dinding sel berlendir. Isi sel
berupa protoplas dengan membran plasma dan sitoplasma. Di dalam sitoplasma
tersebar butiranbutiran nukleotida yang mengandung DNA, belum terdapat inti
dengan membran inti seperti pada sel umumnya. Belum terdapat plastida dan zat
warna. Sebagian bakteri ada yang mempunyai karotenoida. Jika dilihat dari
struktur luarnya, bentuk bakteri akan beraneka ragam, yaitu berbentuk batang,
spiral, dan bola. Bentuk tubuh ini dapat dijadikan dasar klasifikasi bakteri.
Jika bakteri cocus membelah diri pada satu bidang dan tetap saling melekat
berpasangan dua dua, disebut diplococus, contohnya, Diplococus bacillus. Jika
selnya membelah diri pada satu bidang dan tetap melekat berbaris seperti
rantai, disebut streptococus, misalnya, Spirillum. Jika selnya membelah diri
pada dua bidang dan secara khas membentuk kelompok terdiri dari empat sel disebut
tetracocus (Pediococcus cerevisiae). Jika selnya membelah diri pada tiga bidang
dalam suatu pola tak teratur seperti anggur, disebut stafilcocus, misalnya,
Staphylococcus aureus. Jika selnya membelah diri pada tiga bidang dalam suatu
pola teratur membentuk penataan seperti kubus, disebut sarsina, misalnya,
Sarcina ventriculi. Bakteri yang berbentuk spiral biasanya tidak berkelompok.
Spirillum dibedakan menjadi
(1) bentuk
spiral (berupa lengkung lebih dari setengah lingkaran), misalnya, Spirillum
minor, (2) koma (berupa lengkung kurang dari setengah lingkaran, pendek, dan
tidak lengkap), misalnya, Vibrio comma, dan
(3) spiroseta
(berupa spiral yang halus dan lentur), misalnya, Treponema pallidium. Plasma
bakteri banyak mengandung vakuola-kecil yang berisi cadangan makanan, seperti
glikogen, amilosa, lemak, zat putih telur, dan vulotin.
Umumnya, bakteri
bergerak pasif, tetapi ada juga yang dapat bergerak aktif dalam medium cair.
Pada fase tertentu, bakteri tersebut dapat membentuk rambut-rambut plasma yang
dapat menembus dinding plasma. Rambut plasma ini disebut bulu cambuk atau
flagel. Jumlah
flagel dapat
berbeda-beda, misalnya, monorik (satu flagel pada salah satu kutubnya),
subpolar (dua flagel masing-masing di bawah kutubnya), lofotrik (ada seberkas
flagel pada salah satu kutubnya), dan peritrik (flagel menyebar di seluruh
permukaan sel). Dengan mikroskop, terlihat tiga struktur utama di luar dinding
sel walaupun tidak semua bakteri memiliki ketiga struktur tersebut. Ketiga struktur
tersebut adalah flagel, pili, dan kapsul. Mengenai flagel, telah dijelaskan di
atas. Sekarang kalian juga perlu mengetahui tentang pili dan kapsul. Pili
(fimbriae), berupa filamen atau benang, lebih kecil, lebih banyak, dan lebih
pendek daripada flagel. Pili hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron dan
tidak berhubungan dengan pergerakan. Fungsi pili adalah sebagai pintu gerbang
bagi masuknya materi genetik selama perkawinan dan berfungsi membantu untuk
melekatkan diri pada jaringan hewan atau tumbuhan yang merupakan sumber
nutriennya. Kapsul atau lapisan lendir merupakan bahan kental yang mengelilingi
dinding sel bakteri. Kapsul penting bagi bakteri karena merupakan pelindung dan
sebagai penyimpan cadangan makanan. Pada bakteri penyebab penyakit, kapsul
dapat berfungsi meningkatkan kemampuan bakteri dalam menginfeksi inangnya atau
dengan kata lain meningkatkan daya virulensi.
Selain tiga
struktur utama di luar tubuh bakteri, terdapat struktur dalam tubuh bakteri.
Setelah kapsul ditemukan tubuh bakteri yang batas terluarnya adalah dinding
sel, kemudian di bawahnya terdapat membrane sel. Membran sel pada bagian
tertentu membentuk mesosom, lalu bagian dalam tubuh terdapat sitoplasma dan
struktur-struktur di dalam sitoplasma.
3. Reproduksi Bakteri
Bakteri dapat berkembang
biak secara aseksual dengan membelah diri pada lingkungan yang tepat atau
sesuai. Proses pembelahan diri pada bakteri terjadi secara biner melintang.
Pembelahan biner melintang adalah pembelahan yang diawali dengan terbentuknya
dinding melintang yang memisahkan satu sel bakteri menjadi dua sel anak. Dua
sel bakteri ini mempunyai bentuk dan ukuran sama (identik). Sel anakan hasil pembelahan
ini akan membentuk suatu koloni yang dapat dijadikan satu tanda pengenal untuk
jenis bakteri. Misalnya, bakteri yang terdiri dari sepasang sel (diplococcus),
delapan sel membentuk kubus (sarcina), dan berbentuk rantai (streptococus).
Reproduksi
bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada keadaan optimal, beberapa
jenis bakteri dapat membelah setiap 20 menit. Dalam satu jam bakteri dapat
berkembang biak menjadi berjutajuta sel. Coba kamu hitung kalau setiap 20 menit
bakteri dapat membelah, berapa jumlah bakteri yang dihasilkan dari 1 bakteri
dalam waktu 24 jam. Diskusikan dengan guru dan teman-temanmu, apa yang akan
terjadi kalau perkembangbiakan bakteri ini terus-menerus berlangsung tanpa ada
faktor yang membatasinya? Pada kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel
bakteri dapat mempertahankan diri dengan pembentukan spora. Akan tetapi, ada
pula jenis bakteri yang akan mati karena perubahan faktor lingkungan. Faktor lingkungan
ini adalah cahaya matahari yang terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan
adanya zat-zat penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan
desinfektan.
Keadaan tersebut
juga menunjukkan bahwa meskipun populasi bakteri sangat besar, tetap saja dapat
dikendalikan oleh faktor-faktor penghambat sehingga peranan bakteri di alam
sebagai salah satu pengurai dapat seimbang dengan makhluk hidup produsen dan
konsumen.
Dalam keadaan
normal, spora akan tumbuh kembali menjadi satu sel bakteri. Bakteri tidak
melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi pada makhluk
hidup eukariot, karena bakteri tidak mengalami penyatuan sel kelamin. Meskipun
demikian, pada bakteri terjadi pertukaran materi genetik dengan sel
pasangannya. Oleh karena itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara
ini disebut perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat
terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
a. Transformasi
adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke sel bakteri
penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri
pemberi DNA dan penerima.
b. Konjugasi adalah penggabungan antara DNA
pemberi dan DNA penerima melalui kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari
sel pemberi ke sel penerima, harus terjadi hubungan langsung.
c. Transduksi
adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan perantaraan
virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang digunakan
untuk pembungkus dan membawa
DNA bakteri pemberi menuju sel penerima.
4.
Macam-Macam Bakteri
a. Berdasarkan
Cara Memperoleh Makanannya
1 ) Bakteri
Heterotrof
Bakteri
heterotrof adalah bakteri yang hidup dan memperoleh makanan dari lingkungannya
karena tidak dapat membuat makanan sendiri. Bakteri ini dapat hidup secara
saprofit dan parasit. Bakteri saprofit adalah bakteri yang hidup pada jasad
yang sudah mati, misalnya, sampah, bangkai, atau kotoran. Bakteri ini sering
disebut sebagai bakteri pembersih karena dapat menguraikan sampah-sampah organik
sehingga menguntungkan bagi manusia, contohnya, bakteri Eschericia coli yang
berperan sebagai pembusuk sisa makanan dalam usus besar dan bakteri
Lactobacillus garicus yang berperan dalam pembuatan yogurt. Bakteri parasit
adalah bakteri yang hidup menumpang pad makhluk hidup lain. Bakteri ini
biasanya bersifat merugikan makhluk
hidup yang
ditumpanginya karena dapat menimbulkan penyakit. Contoh penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ini, antara lain, kolera disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholerae, TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, disentri
disebabkan oleh bakteri Shigella dysenterriae, sifilis disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum, dan radang paruparu (pneumoniae) disebabkan oleh bakteri
Diplococcus pneumoniae.
Penularan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri dapat melalui makanan, minuman,
pernapasan, ataupun kontak langsung dengan penderita, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
2 ) Bakteri
Autotrof
Bakteri autotrof
adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri. Berdasarkan asal energi
yang digunakan, bakteri autotrof dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri
yang bersifat kemoautotrof dan bakteri yang bersifat fotoatotrof. Bakteri
kemoautotrof adalah bakteri yang membuat makanannya dengan bantuan energi yang
berasal dari reaksi-reaksi kimia, misalnya, proses oksidasi senyawa tertentu.
Contohnya, bakteri nitrit dengan mengoksidkan NH3, bakteri nitrat dengan
mengoksidkan HNO2, bakteri belerang dengan mengoksidkan senyawa belerang,
Nitosococcus, dan Nitrobacter. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang membuat
makanannya dengan bantuan energi yang berasal dari cahaya matahari. Bakteri ini
adalah bakteri yang mengandung zat warna hijau sehingga dapat melakukan
fotosintesis, seperti tumbuhan hijau. Contohnya bakteribakteri yang mempunyai
zat warna, antara lain, dari golongan
Thiorhodaceae
(bakteri belerang berzat warna).
b. Berdasarkan
Kebutuhan Oksigennya
Berdasarkan
kebutuhan oksigennya, bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri aerob dan bakteri
anaerob.
1 ) Bakteri
Aerob
Bakteri aerob
adalah bakteri yang hidupnya memerlukan oksigen bebas. Bakteri yang hidup
secara aerob dapat memecah gula menjadi air, CO2, dan energi. Bakteri aerob
secara obligat adalah bakteri yang mutlak memerlukan oksigen bebas dalam
hidupnya, misalnya, bakteri Nitrosomonas.
2 ) Bakteri
Anaerob
Bakteri anaerob
adalah bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen bebas, misalnya, bakteri asam
susu, bakteri Lactobacillus bulgaricus, dan Clostridium tetani. Akan tetapi,
jika bakteri tersebut dapat hidup tanpa kebutuhan oksigen secara mutlak atau
dapat hidup tanpa adanya oksigen, bakteri itu disebut bakteri anaerob fakultatif.
5.
Peran Bakteri bagi Kehidupan Manusia
Telah dijelaskan di atas bahwa bakteri
dapat hidup di berbagai tempat sehingga keberadaan bakteri tersebut dapat menimbulkan
efek yang besar bagi kehidupan manusia. Bagi kehidupan manusia, bakteri ada
yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan.
a. Bakteri yang Menguntungkan
Bakteri yang menguntungkan bagi
kehidupan manusia, antara lain, sebagai berikut.
1) Rhizobium
bersimbiosis pada akar leguminosarum untuk mengikat nitrogen.
2) Azotobacter
hidup di dalam tanah dan dapat mengikat nitrogen sehingga dapat menyuburkan
tanah.
3) E. coli membantu
pembusukan makanan di dalam usus besar dan penghasil vitamin K yang membantu
pembekuan darah.
4) Lactobacillus
sp. dimanfaatkan untuk proses pembuatan susu yogurt dan susu keju.
5) Acetobacter
xylium dimanfaatkan untuk pembuatan nata de coco.
6) Acetobacter
dimanfaatkan untuk mengubah air cuka menjadi alkohol dan alkohol menjadi asam
cuka.
7) Bakteri saprofit
anaerob dimanfaatkan untuk pembuatan gas bio atau biogas.
8) Streptococcus
griceus dimanfaatkan untuk penghasil antibiotic streptomisin sehingga banyak
dimanfaatkan dalam industri obat-obatan.
b. Bakteri yang
Merugikan
Bakteri yang merugikan bagi kehidupan
manusia, antara lain, sebagai berikut:
1) Salmonella typhosa penyebab penyakit
tifus,
2) Shigella dysenteriae penyebab
penyakit disentri,
3) Neisseria meningitidis penyebab
penyakit meningitis,
4) Neisseria gonorrhoeae penyebab
penyakit kencing nanah,
5) Mycobacterium tuberculosis penyebab
penyakit tuberkulosis, dan
6) Mycobacterium leprae penyebab
penyakit lepra.
6. Sterilisasi
Sterilisasi adalah pembebasan alat dan
bahan makanan dari bakteri dan mikroorganisme atau pencucian alat dan bahan
makanan dari hama. Semua alat dan bahan yang telah disterilkan harus dimasukkan
ke dalam suatu tempat yang tertutup rapat dan tidak terhubung dengan udara luar.
Jika tidak tertutup, alat dan bahan tersebut akan terkontaminasi oleh bakteri.
Hal ini juga harus dilakukan pada ruang operasi agar pasien
operasi tidak terinfeksi bakteri. Sterilisasi dapat
dilakukan pada alat dan bahan makanan. Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain, dengan pemanasan dan penguapan. Pemanasan dapat
dilakukan dengan memasukkan alat yang telah dibersihkan ke dalam oven dengan
suhu 180oC selama 2 jam. Keadaan ini dapat mematikan mikroorganisme dan spora.
Selain itu, pemanasan juga dapat dilakukan denga menggunakan alat pensteril
yang disebut autoklaf. Alat dimasukkan pada autoklaf dengan suhu 121oC dan
tekanan 15 atm/cm2 selama 15 menit. Sementara itu, penguapan dilakukan dengan
memasukkan alat yang akan disterilkan dan telah dibungkus rapat ke dalam
dandang selama 1 jam dengan suhu 100oC. Untuk dapat mematikan spora bakteri,
pemanasan harus dilakukan sebanyak 3 kali dengan selang waktu kurang dari 24 jam.
Sterilisasi bahan makanan dapat dilakukan dengan penguapan dalam uap air selama
1 jam pada suhu 100oC dan diulang sebanyak 3 kali. Sterilisasi juga dapat
dilakukan dengan menggunakan autoklaf.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar teman , karena negara ini bebas berpendapat namun adakala peraturan nya yaitu sopan dan tidak mengandung sara , terimakasih atas partisipasinya :)