panduan skripsi III

0 komentar
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI

Setiap universitas memiliki bentuk dan cirikhas tersendiri dalam teknik penulisan skripsi, baik ditinjau dari format, jumlah bab, teknik pengutipan, penulisan daftar pustaka dan sebagainya. Namun, apabila dicermati secara mendalam, secara mendalam, semua bentuk karya tulis ilmiah mahasiswa  memperlihatkan ada beberapa kesamaan format dan teknik penulisannya.
Oleh sebab itu untuk menjaga  keseragaman dalam teknik – teknik, bentuk, jumlah bab tersebut  FKIP perlu menetapkan hal-hal sebagai berikut.

1.         Penggunaan Bahasa
Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Bahasa yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah Bahasa Inggris. Bagi mahasiswa  Jurusan Non-Pendidikan Bahasa  Inggris, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia.
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang dimaksudkan disini adalah bahasa baku yaitu  memiliki beberapa ciri, antara lain tepat, jelas, lugas, dan sesuai dengan ketentuan – ketentuan dan kaedah penulisannya, sehingga memudahkan para pembaca dalam mencerna isi skripsi tersebut, bahasa  yang digunakan harus komunikatif dan jelas.
Ketepatan penggunaan bahasa merupakan kejelian bagi mahasiswa dalam memilih kosakata, menyusun kalimat dan alinea yang tidak tumpang tindih. Jelas berarti, unsur-unsur kalimat seperti subjek, prediket, objek, dan keterangan serta hubungannya tampak secara jelas. Di dalam setiap kalimat terlihat bagian mana merupakan subjek, bagian mana yang merupakan prediket, dan bagian mana yang merupakan objek (di dalam unsur transitif), serta bagian mana yang merupakan keterangan (kalau ada) sehingga setiap kalimat yang terdapat di dalam skripsi memenuhi persyaratan kaidah tata bahasa.
Lugas berarti bahasa yang digunakan tidak menimbulkan makna ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimat hanya memungkinkan satu pilihan tapsiran, yaitu tapsiran yang sesuai dencjan maksud penulisnya. Setiap kata yang digunakan di beri bobot makna yang sewajamya sehingga tidak perlu diulang dengan berbagai sinonim atau paralelisme. Pemakaian kata kiasan sedapat-dapatnya dihindarkan. Demikian juga, pemakaian metafora dihindarkan karena bahasa yang lugas harus langsung menunjukkan persoalan. Di samping itu, bahasa yang lugas memperhatikan segi keekonomisannya sehingga dalam penulisan skripsi lebih mengutamakan padat isi, bukan banyak atau padat kata.
Komunikatif berarti apa yang di tangkap pembaca dari wacana yang disajikan sama dengan yang dimaksud penulisnya. Wacana dapat menjadikan komunikatif jika disajikan secara logis dan tersistem. Kelogisan itu terlihat pada hubungan antar bagian di dalam kalimat, antar kalimat di dalam alinea, dan antara linea di dalam sebuah wacana.
Bersistem berarti uraian yang disajikan menunjukkan urutan yang teratur. Hubungan yang logis dan teratur itu tercermin di dalam ketepatan penggunaan kata penghubung intrakalimat seperti karena, sehingga, supaya, dan, lalu, tetapi dan ketepatan penggunaan kata atau ungkapan penghubung antarkalimat misalnya jadi, namun, sebaliknya, oleh karena itu, disamping itu, sehubungan dengan itu, dan dengan demikian. Disamping itu, tentu saja tanda baca ikut menunjang penyajian uraian yang logis dan bersistem itu.
Masalah pemakaian kata/istilah asing atau daerah dan singkatan perlu pula mendapat perhatian di dalam penggunaan bahasa dalam skripsi. Pemakaian kata/istilah asing atau daerah apabila tidak tersedia dalam tersedia dalam pedoman umum bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Istilah – istilah asing tersebut harus ditulis dengan huruf mereng (italic).
Apabila ada istilah yang perlu diperkuat dengan bahasa  asing, bahasa indonesia  ditulis dahulu, lalu disertakan istiiah asing yang ditempatkan di dalam kurung dan digaribawahi atau diketik miring.
Ejaan yang digunakan adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan (EYD). Penulisan kata atau istilah dan penggunaan fungtuasi (tanda baca) benar-benar harus diperhatikan kaidah-kaidah yang terdapat di dalam buku Pedoman Umum Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.

2.     Bagian-bagian Skripsi
Dalam penulisan sebuah skripsi atau karya ilmiah lainnya pada dasarnya terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pertama, bagian isi, dan bagian akhir. Masing-masing bagian tersebut memuat isi sebagai berikut.

a.       Bagian Awal
Bagian pertama berisi sejumlah lembaran yang berisi yaitu :
(1)    Lembaran persetujuan dan pengesahan (lihat lampiran)
(2)    Abstrak ( satu spasi maksimal 1 halaman)
(3)    Kata Pengantar  
(4)    Daftar Isi
(5)    Daftar Tabel,  Kalau Skripsi memuat tabel-tabel
(6)    Daftar Gambar/ Grafik, kalau dibutuhkan
(7)    Daftar Lampiran

b.    Bagian Isi
Bagian isi sering juga disebut sebagai batang tubuh suatu skripsi. Bagian ini terdiri atas sejumlah bab, masing-masing bab paling tidak memuat sebagai berikut.

(1)   Bab I Pendahuluan, berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar, hipotesis dan organisasi laporan penelitian. Hipotesa tidak wajib ada dalam setiap skripsi, harus dilihat dari sifat penelitian yang dilakukan.

(2)   Bab II Landasan Teori atau Kajian Pustaka, memaparkan sejumlah teori atau hasil penelitian yang mendukung permasalahan penelitian. Landasan teori bukan memindahkan tulisan buku, tetapi menganalisa dan membahas permasalahan yang akan diteliti berdasarkan sejumlah teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat dinyakini kebenarannya yang dapat  memperkuat permasalahan penelitian, dan didukung dengan kutipan seperlunya.

(3)   Bab III  Metode Penelitian, antara lain berisikan, metode yang akan digunakan dalam penelitian (memuat penjelasan rinci dan jelas tentang jenis penelitian, Populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan organisasi laporan penelitian, masing-masing unsur tersebut dijelaskan serinci mungkin, karena masing elemen dalam metodologi tersebut saling terkait. Contoh dalam teknik pengumpulan data disebutkan angket dan wawancara. Hasil wawancara juga harus dianalisis untuk mendukung kesimpulan setiap permasalahan yang dibahas.

(4)   Bab IV  Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian, memaparkan hasil-hasil penelitian yang diperoleh baik dalam bentuk fakta maupun hasil analisisnya. Selanjutnya, hasil-hasil penelitian tersebut dibahas secara komprehensif. Pembahasan dilakukan secara argumentatif yang diperkuat dengan landasan teori, konsep, atau pendapat yang mapan (sedapat mungkin yang terkini), baik yang sudah dipakai dalam bab II atau teori, konsep, pendapat lain yang diperoleh selama proses penelitian berlangsung.

(5)   Bab V Penutup, berisikan kesimpulan dan saran. Isi bagian kesimpulan harus bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan bukanlah singkatan dari poin-poin yang dibahas, tetapi hasil analisis pembahasan yang dapat dijadikan sebagai suatu konsep sesuai dengan tujuan penelitian.
         Kesimpulan  harus terjawab semua tujuan penelitian dan kesimpulan-kesimpulan lain yang terkait sesuai dengan  yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab I. Disamping itu dalam bab kesimpulan bisa saja ditambah dengan kesimpulan teoritis sebagaimana yang telah dibahas dalam bab II, namun yang utama sekali harus terjawab semua tujuan penelitian dan permasalahan yang telah dirumuskan di muka.
     Tata urutan dalam kesimpulan  hendaknya sama dengan urutan-urutan  yang ada di dalam  Bab II dan Bab III.  hal ini diperlukan untuk terciptanya konsistensi isi dan tata urutan kesimpulan, sehingga memudahkan bagi semua pembaca.
     Dalam Bab V ini juga disajikan saran. Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber dari hasil analisa data pada temuan penelitian dan hasil kajian teori yang mendukung. Dengan kata lain, saran tidak keluar dari batas-batas ruang lingkup dan implikasi hasil – hasil penelitian. Saran hendaknya spesifik, rinci, dan operasional sehingga dapat memudahkan orang lain menafsirkan atau melaksanakannya. Saran diajukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah, hasil, dan temuan-temuan penelitian tersebut.

c.      Bagian Penutup
Bagian penutup dari suatu skripsi terdiri dari beberapa hal sebagai berikut.
(1)     Daftar Kepustakaan
(2)     Daftar lampiran-lampiran. Sebuah skripsi yang baik memuat beberapa hal yang dapat memperkuat  hasil temuan dan proses pembuatannya yaitu;
a.     Surat keputusan penunjukan pembimbing;
b.     Surat keterangan izin  melaksanakan penelitian
c.     Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian;
d.   Data tabel  sebagai pembuktian hasil hitung dan uji,
(3)     Daftar Istilah (bila ada)
(4)     Daftar Riwayat Hidup penulis ditempatkan pada halaman terakhir.

  1. Sistimatika Pengetikan Skripsi
         Pengetikan atau penggandaan skripsi dilakukan di atas kertas putih berukuran   kuarto A4 (210,0 x 297,0 mm) yang beratnya 70 grams.

  1. Penggunaan Huruf Skripsi
   Huruf yang   digunakan  dalam menulis skripsi adalah Time New Roman 12 pt, Seluruh bagian skripsi diketik menggunakan huruf yang homogenik, kecuali ukuran huruf untuk pengetikan isi tabel, grafik atau ilustrasi lainnya dapat lebih kecil dengan catatan mudah di baca. Instrumen pengetikan skripsi menggunakan komputer.

  1. Margin Skripsi
            Untuk keseragaman format pada setiap halaman skripsi, pengetikan tidak dibenarkan keluar dari batas-batas margin berikut. Ketentuan batas margin ini berlaku juga untuk pengetikan tabel, gambar, grafik, atau bentuk ilustrasi lainnya. (oleh sebab itu apabila tabel terlalu besar dan tidak mungkin diperkecil dalam pengetikan portrait boleh saja tabel tersebut dibuat dalam format lansdcape).

(a)     Margin kiri                 = 4,00 cm;
(b)   Margin atas                 = 3,5,00 cm;
(c)    Margin bawah            = 3,5,00 cm;
(d)   Margin kanan             = 2,50 cm;

6.      Penggunaan Spasi
        Seluruh bagian isi skripsi diketik dalam jarak baris dua spasi, termasuk jarak antara subjudul/ sub-subjudul dengan baris alinea pertama di bawahnya dan jarak antarparagraf, kecuali, pada beberapa hal berikut ini.
(1)     Abstrak (1 spasi).
(2)     Daftar isi (dalam satu point 1 spasi dan antar point 2 spasi).
(3)     Kutipan langsung yang lebih dari 4 baris (1 spasi).
(4)     Daftar Pustaka dalam tiap pustaka (1 spasi), anatar daftar pustaka (2 spasi).
(5)     Judul, Sub-judul, Judul tabel, grafik, atau keterangan gambar yang lebih satu baris (1 spasi).
(6)     Isi tabel atau lampiran (bervariasi 1-2 spasi).
(7)     Jarak judul bab dengan subjudul atau alinea baru (4 spasi).
(8)     Jarak baris terakhir suatu paragraph dengan subjudul (4 spasi).
(9)     Jarak baris terakhir suatu paragraf dengan table (4 spasi).
(10) Jarak judul table dengan teks table (1 spasi).
(11) Jarak keterangan gambar/grafik dengan alinea baru atau sub judul (4 spasi).

7.    Penomoran Halaman Skripsi
        Seluruh bagian pembukaan skripsi diberi nomor halaman dengan angka Romawi kecil, kecuali untuk halaman sampul, lembaran pengesahan pembimbing, dan lembaran pengesahan panitia ujian. Penomoran dimulai dari halaman kata pengantar yang dihitung dari halaman lembaran sampul. Semua nomor halaman bagian pembukaan ini ditempatkan ditengah-tengah tepi bawah (2 spasi dari margin bawah).
Seluruh bagian isi dan penutup skripsi diberi nomor halaman dengan angka Arab. Semua nomor halaman ini ditempatkan pada tepi kanan atas (2 spasi di atas margin atas). Semua halaman tempat terdapat judul bab, nomor halamannya ditempatkan ditengah-tengah tepi bawah (2 spasi dari margin bawah).

8.    Judul
          Judul skripsi dan judul-judul bab diketik dengan huruf besar (kapital) dan ditempatkan ditengah-tengah tepi bagian atas. Nomor dan Judul-judul bab diketik sebagai satu kesatuan. Nomor bab diketik dengan angka Rumawi (huruf besar) yang ditempatkan di depan judul bab.
Demikian juga dengan judul-judul lembaran pada bagian pembukaan diketik dengan huruf besar dan ditempatkan ditengah­tengan halaman atas. Seluruh kata di dalam judul, baik di bagian pembukaan, isi, maupun penutup, tidak diketik miring, kecuali kosa kata bahasa asing atau bahasa daerah.

9.        Sub Judul
Judul suatu bab dapat dirinci menjadi beberapa subjudul: Suatu sub judul dapat pula dirinci menjadi beberapa sub-subjudul. Setiap huruf pertama dari kata subjudut diketik dengan huruf besar kecuali kata penghubung dan kata penunjuk.
Penulisan subjudul di beri nomor berurut dengan angka Arab, dengan titik dibelakang angka tersebut. Subjudul tidak dicetak tebal atau miring, kecuali kosakata bahasa asing atau daerah, dan tidak diakhiri dengan titik. Pengetikan subjudul (termasuk nomornya) dimulai dari margin kiri. Bila subjudul lebih satu baris diketik berjarak satu spasi dan baris kedua dan seterusnya dimulai sejajar huruf pertama baris atasnya. Jarak baris terakhir subjudul dengan alinea baru adalah dua spasi.

10.    Sub-Sub Judul
Penomoran Sub-subjudul dimulai dengan nomor subjudul dan diikuti dengan nomor urut sub-subjudul. Nomor subjudul dengan nomor sub-subjudul diberi titik. Seluruh kata sub-subjudul, kecuali huruf awal, ditulis dengan huruf kecil, tidak dicetak tebal atau miring serta tidak diberi tanda titik.
Pengetikan sub-sub judul (termasuk nomornya) dimulai dari margin kiri. Bila kata-kata Sub-sub judul lebih dari satu baris, diketik satu spasi, dan dimulai sejajar dengan huruf awal baris di atasnya.
Jarak baris terakhir dengan sub-subjudul dengan alinea baru sama halnya dengan sub judul, yaitu dua spasi. Jarak baris terakhir suatu paragraf dengan subjudul atau sub-subjudul adalah empat spasi.

11. Alinea atau Paragraf Baru
Alinea atau paragraf baru diketik setelah ketukan ke-7 dari margin kiri. Jarak antara baris terakhir suatu paragraf dengan kalimat pertama paragraf berikutnya adalah sama dengan jarak antara tiap baris, yaitu dua spasi.
Jika dalam suatu paragraf terdapat beberapa kalimat uraian yang perlu dinyatakan dengan angka, penulisan angka dapat dilakukan senyawa dengan isi teks paragraf dan jika sangat teknis dapat pula  dilakukan secara berurutan dan sejajar dengan alinea baru.

Contoh  penulisan angka dalam paragraf yang senyawa dengan isi teks paragraf, Selanjutnya visi tersebut dijabarkan dalam misi universitas yang meliputi: 1. Penyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan profesional, 2. Mengembangkan nilai-nilai budaya masyarat, ilmu pengetahuan dan teknologi dengan meningkatkan penelitian   dan pangabdian kepada masyarat yang. 3. Mengembangkan dan membuka peluang-peluang kerja sama kerjasama institusional, baik dengan lembaga pemerintah dan swasta  4. Meningkatkan kemampuan instruksional para dosen guna mempengaruhi daya serap dan kualitas pembelajaran 5. Meningkatkan pelayanan  (exelent service) melalui upaya peningkatkan kualitas manajemen institutional.

Contoh penulisan angka dalam sutau paragraf yang ditulis secara berurutan
2.1    Belajar
Belajar merupakan usaha sadar yang sistematis dan terencana dalam pembentukan kepribadian dan mental anak, untuk mencapai hal tersebut secara optimal maka ada beberapa unsur antara lain ;
1)      Lingkungan
2)      Kemampuan guru
3)      Media Pembelajaran
4)      Metoda Pembelajaran
5)      Kemampuan siswa
6)      Dan alat evaluasi

12.         Kutipan dan Rujukan
Kutipan adalah penulisan kembali sebagian teks dari suatu sumber bacaan atau rujukan. Kutipan itu bermacam-macam jenisnya: kutipan langsung, dan parafrase, teknik pengutipannya berbeda-beda. Rujukan adalah sumber bacaan tempat suatu kutipan atau informasi diperoleh untuk memperkuat suatu karya ilmiah.
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang diungkapkan dengan bahasa dan gaya penulis sendiri, sedangkan kutipan langsung adalah mengungkapkan suatu masalah persis sama  dengan sumber aslinya.
Di dalam penulisan kutipan perlu diperhatikan hal-hal berikut.
a.       Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditempatkan di dalam teks di antara tanda petik dengan jarak sama dengan jarak baris di dalam teks, yaitu dua spasi.
                  Terdapat dua cara menulis kutipan langsung. Pertama, nama pengarang disebut secara terpadu di dalam teks. Contoh, Sebagaimana temuan Abubakar dan Anwar (2005 : 71) bahwa “lebih dari 24% lebih remaja SMA Kota Banda Aceh pernah melakukan  prilaku menyimpang beresiko tinggi (juvenile deliquence) seperti  menggunakan narkoba, dan 6% lebih diantaranya sudah pernah melakukan  free sex”.
b.      Kutipan langsung  lima  baris atau lebih ditempatkan di bawah baris terakhir teks yang mendahuluinya. tipan itu diketik tanpa tanda petik, dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk tujuh ketukan dari margin kiri.

Contoh : Sesuai dengan Pendapat Beth B. Hess (1986 ; 57)  sebagai berikut ;
         The main poin to remember are these ;
1.       Culture develope over the time according to the specific history of the group
2.       Culture is learned and transmited from generation to another. Culture is understood and shere by the members of a society
3.        The culture of  any  one group is composed of many elements that form a relatively unified whole. That is, various culture traits (single item) and pattern (set of traits) tend to be consistent with one ather. This consistency is called cultural integration. ........
 
Dimerengkan karena kutipan tersebut dari bahasa asing langsung, namun apabila kutipan dari sumber biasa tidak perlu dimerengkan tetapi penulisannya persis seperti  contoh di atas.

c.       Kutipan tidak langsung: nama pengarang dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya. Contoh: Spradley (1997;6) mengemukakan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh dua kelompok yang berbeda terhadap suatu kejadian dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda, atau pengamatan yang dilakukan oleh dua kelompok yang berbeda terhadap suatu kejadian dapat menimbufkan interpretasi yang berbeda (Spradley, 1977:6).

d.      Jika sumber acuan di dalam bahasa asing, sebaiknya bagian yang dikutip diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia sebagai kutipan tidak langsung) jika terpaksa harus dikutip langsung, pernyataan di dalam bahasa asing itu dikutip sesuai dengan aslinya dan semua unsur bahasa asing itu diberi garis bawah atau diketik miring (kursif).  Pengetikan kutipan tersebut sama dengan penjelasan (poin b diatas).  Contoh,  Bahkan Sutherland dan  Cressey (1984 : 43) membanding angka penyimpang remaja pria dan wanita  dengan 15 : 1. artinya dalam lima belas kasus prilaku menyimpang yang ditemukan hanya satu yang terjadi pada prilaku remaja wanita, terutama dalam masyarakat tradisional. Hal itu dapat kita lihat dalam pernyataan mereka berikut:    Males dominate the world of crime ........... The crime rate for men  greatly in excess of the rate for women in all nations, all communities a nations in Canada for example the ratio of male to fameles convicted of serius offenses is about 15:1. the difference is even greater in traditional societies.”                                                                                                                                               

e.       Jika di dalam teks nama pengarang tidak dinyatakan, dicantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit pustaka yang diacu serta nomor halaman (kalau dikutip pada halaman tertentu) di dalam kurung pada akhir pernyataan yang dikemukakan sebelum tanda titik akhir kalimat pernyataan itu. Di antara nama pengarang dan tahun terbit ditempatkan tanda koma; dan di antara tahun terbit dan nomor halaman ditempatkan tanda titik dua. Contoh: Dalam penelitian deskriptif tidak wajib harus ada hipotesis (Sanapiah 1998 : 36 ).
Jika ada dua pengarang, dicantumkan kedua nama akhir pengarang itu yang dipisahkan dengan kata dan, serta tahun terbitnya. Jika pengarang lebih dari dua orang, digunakan singkatan dkk. (dan kawan-kawan) sesudah nama akhir nama pengarang yang pertama. Kata dan singkatan dkk. tidak digarisbawahi. Contoh, Pergerakan buruh sering kali diawali oleh tidak terakomudirnya keiginan dan harapannya  (Parker, S.R dkk.  1992 : 78). Atau  Menuurut Aminuddin dkk. (1978:63), hemoglobin adalah pigmen merah pembawa oksigen pada butir darah merah.
Jika ada beberapa karya terbitan tahun yang sama dari seseorang pengarang, sebagai pembeda digunakan huruf a, b, dan c, di belakang tahun terbit di dalam kurung.  Contoh: Selanjutnya, Haris (2001a) berpendapat bahwa ... Pendapatnya itu diperkuatnya dengan mengatakan bahwa ... (Haris, 2001b).

f.       Jika beberapa sumber informasi diacu bersama, nama-nama pengarang dan tahun terbit ditempatkan di dalam satu kurung). Penempatannya mengikuti urutan tahun terbit. Tanda titik koma (;) memisahkan sumber informasi yang satu dengan yang lain.

Contoh:
........ pembelajaran bahasa Indonesia masih dianggap bermasalah (Chaer, 1981; Badudu, 1985; Suyono, 1995).

g.      Jika buku rujukan tidak mempunyai tahun terbit, dituliskan tanpa Tahun di dalam kurung sesudah penyebutan nama pengarang.
            Contoh:
........ dana moneter internasional (Wardhana, Tanpa tahun: 117)

13.    Tabel dan Gambar
            Tabel dimaksudkan untuk menyajikan data dan informasi dalam bentuk yang lebih ringkas. Gambar juga merupakan jenis penyajian data atau informasi dalam bentuk grafik, peta, diagram, sketsa, foto, dan rumus-rumus bidang ilmu tertentu yang kompleks. Tabel atau gambar yang baik dapat mengungkapkan informasi lebih efektif dan efisien daripada menggunakan serangkaian kalimat.

14.      Tabel
Setiap table diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab dan diberi tanda titik di belakang nomor tersebut, lalu diikuti dengan judul tabel. Judul tabel diketik dengan huruf besar, kecuali huruf awalnya dan tidak diakhiri dengan tanda titik). Apabila judul tabel lebih satu baris di ketik satu spasi dan dengan gambar tabei jaraknya dua spasi. Penempatan tabel pada suatu halaman disesuaikan dengan teks tabel dan diupayakan seimbang antara margin- kiri dan kanan. Tabel juga dapat ditempatkan secara membujur ataupun melintang terhadap halaman. Sumber dan keterangan lain yang diperlukan untuk tabel langsung di tulis di bawah tabel dengan ketikan satu spasi.

Contoh:
          Tabet 1. Jumlah Mahasiswa yang Memilih Program  Studi Bahasa Indonesia FKIP Universitas Serambi Mekkah Tahun 2003 s/d 2006 berdasarkan Daerah Asal
No.
Daerah Asal
Tahun Masuk
2003
2004
2005
2006
1.
Pidie
24
19
21
20
2.
Aceh Utara
29
20
19
23
3.
Aceh Timur
15
23
19
12
4.
Aceh Barat
13
14
23
19
5.
Aceh Tengah
9
3
10
12
6.
Aceh Selatan
7
4
9
9
7.
Kota Lhokseumawe
10
5
-
8
8.
Kota Langsa
4
5
3
9
9.
Aceh Besar
7
6
15
23
10.
Banda Aceh
5
4
12
35
11.
Sabang
8
6
11
12
12.
Luar Aceh
9
2
7
10
Jumlah
140
111
67
192
  Biro Akademik USM  2006

Tabel diupayakan muat dalam satu halaman. Bila isi tabel tidak mungkin termuat dalam satu halaman, sisanya diteruskan ke halaman berikutnya, atau dapat juga halaman tabel itu disambung dengan kertas lain dan dilipat dengan baik. Atau apabila tabel terlalu panjang maka format pengetikan boleh dirobah dalam bentuk Landscape.

15.     Gambar
Setiap gambar juga diberi nomor urut yang di tulis dengan menggunakan angka Arab, dan dibelakang nomor tidak diberi tanda titik. Judul gambar diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf awal), tidak dicetak tebal, dan tidak diakhiri dengan titik. Bila judul dan keterangan gambar lebih dari satu baris, diketik berjarak 1 (satu) spasi yang dimulai dibawah huruf awal judul gambar. Bila gambar bukan ciptaan sendiri, sumbernya ditulis di akhir keterangan gambar.
Penempatan gambar sama dengan penempatan tabel, yakni ditengah-tengah halaman yang seimbang antara margin kiri dan margin kanan. Hanya saja judul gambar ditempatkan dibawah gambar.

16.      Lampiran
Lampiran merupakan bagian dari sebuah skripsi. Hal-hal yang dimuat dalam lampiran hendaklah  yang langsung berhubungan dengan skripsi. Bila lampiran lebih dari satu, setiap lampiran diberi nomor urut dengan angka Arab, ditulis di sudut kiri atas dalam lembaran lampiran yang bersangkutan. Pengetikan judul lampiran sama seperti pengetikan judul tabel (kecuali lampiran berupa surat keterangan), yaitu dengan huruf kecil (kecuali huruf awal), dan bila judul lampiran lebih dari satu baris, baris berikutnya diketik 1 (satu) spasi.
Bentuk lampiran juga bermacam-macam, dapat berupa tabel, gambar, dan ilustrasi lainnya. Lampiran ditempatkan setelah daftar pustaka, dan dalam satu halaman dapat dimuat lebih dari satu lampiran. Lampiran yang harus ada dalam sebuah skripsi adalah;
1)        Surat Keterangan Penunjukan Pembimbing oleh Ketua Jurusan;
2)      Surat Keterangan Izin Melaksanakan Penelitian /Mengumpulkan Data di lokassi penelitian;
3)      Surat Keterangan Telah Selesai Melaksanakan Penelitian dari instansi terkait
4)      Daftar Riwayat Hidup.


17.         Daftar Rujukan
Daftar rujukan adalah daftar sumber bacaan suatu karya tulis ilmiah, yang biasanya dicantumkan pada akhir suatu karya ilmiah, semua sumber yang dijadikan sebagai pedoman atau yang nama pernah dirujuk dalam suatu karya ilmiah wajib disebutkan dalam daftar rujukan.
Sumber rujukan suatu karya tulis dapat berupa buku, jumal, skripsi, tesis, disertasi, majalah, buletin, makalah seminar, surat kabar, bank data, microfilm, internet, hasil wawancara, foto,  atau bahkan komunikasi pribadi melalui telepon, e-mail, dan sebagainya. Semua rujukan yang dicantumkan dalam teks skripsi atau digunakan sebagai pedoman harus dicantumkan di dalam daftar rujukan atau semua sumber bacaan yang tertera dalam daftar rujukan dapat ditelusuri atau ditemukan dalam teks skripsi. Oleh sebab itulah maka judul bagian ini disebut daftar rujukan. Catatan kuliah atau ceramah tidak dibenarkan sebagai sumber rujukan, kecuali telah dibukukan atau diktat yang diterbitkan secara resmi. Itupun dianggap sebagai suatu rujukan yang lemah.

18.     Aturan-aturan Penyusun Daftar Pustaka
Penulisan daftar rujukan menganut sistem American Psychological Assosiation (APA). Berikut ini adalah aturan-aturan yang harus diperhatikan dalam penyusunan daftar rujukan.
(1)   Daftar rujukan ditempatkan pada lembar bagian penutup skripsi.
(2)   DAFTAR PUSTAKA diketik dengan huruf kapital semua, diletakkan di tengah sehingga jarak margin kiri dengan margin kanan seimbang.
(3)   Sumber rujukan yang hendak dicantumkan dalam daftar rujukan disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaya yang menerbitkan jika tidak ada nama pengarangnya.
(4)   Jarak antara DAFTAR PUSTAKA dengan baris pertama adalah empat spasi.
(5)   Jika data sumber bacaan lebih dari satu baris, baris-baris berikutnya diketik satu spasi dan dimulai setelah ketukan delapan dari margin kiri.
(6)   Setiap baris akhir suatu sumber bacaan diakhiri dengan tanda titik.
(7)   Jarak antara baris akhir suatu sumber bacaan dengan baris pertama sumber bacaan berikutnya adalah dua spasi.
(8)   Tidak dibenarkan mengubah karakter (huruf) Latin seperti tanda tanya ( ?) menjadi alfa, beta, gamma dan lain-lain dari judul asli sumber rujukan.

19.        Penulisan Sumber Acuan dalam Daftar Rujukan

1)      Buku Sebagai Sumber Acuan
Urutan penyebutan keterangan tentang buku adalah sebagai berikut.
a.       Nama pengarang,
b.      Tahun terbit,
c.       Judul buku,
d.      Tempat terbit, dan
e.       Nama penerbit.
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diberi tanda titik dua (:).
Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang, melainkan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyebutan di dalam daftar pustaka menjadi:
a.       nama lembaga/badan/instansi yang menerbitkan,
b.      tahun terbit,
c.       judul terbitan, dan
d.      tempat terbit.
Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang dan bukan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyajiannnya adalah ,
a.       kata pertama judul buku/karangan,
b.      tahun terbit,
c.       judul buku(karangan (lengkap),
d.      tempat terbit, dan
e.       nama penerbit.
Berikut penjelasan lebih rinci penulisan tiap-tiap butir tersebut di atas.
a.      Penulisan Nama Pengarang
1)      Nama pengarang ditulis selengkap-lengkapnya, tanpa mencantumkan gelar akademik pengarang yang bersangkutan.

2)      Penulisan nama pengarang dilakukan dengan menyebutkan nama akhir atau marga lebih dahulu, baru kemudian nama pertama. Nama akhir yang ditulis lebih dahulu itu dipisahkan dengan tanda koma (,) dari nama pertama yang ditulis di belakang nama akhir.
Contoh:
James Coleman -----       Coleman, James
Sanapiah Faisal  ---     Faisal, Sanapiah
Juanita H. William----  William H., Juanita   .
         Cara penulisan nama pengarang seperti itu tidak berlaku bagi nama-nama Tionghoa karena pada nama Tionghoa unsur nama pertama merupakan nama lamili. Jadi, nama-nama pengarang Tionghoa di dalam daftar rujukan tidak perlu di balik urutannya.

Contoh:
The Lian Gie
Lie Tie Gwan
Atap Seng
Nama The Lian Gie ditempatkan di dalam urutan huruf T dan nama Lie Tie Gwan ditempatkan di dalam urutan huruf L.

3)      Jika di dalam buku yang diacu itu yang tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.) dibetakang nama. Singkatan (Eds.) digunakan jika editornya lebih dari satu. Singkatan Ed. atau Eds. diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik, ditempatkan di dalam tanda kurung dengan jarak satu ketukan dari nama editor.


Contoh:
Letheridge, S. and Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Educahon: Teaching English as a Second Language. New York: Preager.

Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Peneliban Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang.

4)      Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama pengarang pertama ditulis sesuai dengan ketentuan butir 2), yaitu dituliskan nama akhir lebih dahulu, sedangkan nama pengarang kedua dituliskan menurut urutan biasa. Di arttara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung dan (tidak digarisbawahi).
Contoh:
Beuransah, Banta dan Abdulfah Rani

5)      Jika pengarang terdiri dari tiga orang atau lebih, dituliskan nama pengarang pertama saja sesuai dengan ketentuan butir 2) lalu ditambahkan singkatan dkk. (bentuk lengkapnya adalah dan kawan-kawan) dan tidak digarisbawahi.
Contoh :
Kadir, Abdul dkk.

6)      Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang disebutkan sekali saja pada buku yang disebut pertama, sedangkan untuk selanjutnya cukup di buat strep sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri dengan tanda titik dan dilanjutkan dengan tahun dan seterusnya
Contoh: Hassan, Fuad
----------

b.      Penulisan Tahun Terbit
1)      Penulisan tahun terbit dituliskan sesudah nama pengarang dan dibubuhkan tanda titik sesudah tahun terbit.
Contoh:  Aminuddin (Ed.). 1990.

2)      Jika beberapa buku yang dijadikan bahan pustaka ditulis oleh seorang pengarang dan diterbitkan di dalam tahun yang sama, penempatan urutannya didasarkan pada urutan abjad judul bukunya. kriteria pembedaannya adalah tahun terbit, yaitu dibubuhkan huruf a, b, dan c sesudah tahun terbit, tanpa jarak. Contoh:
Hassan,  Fuad. 1982a
----------- 1982b

3)      Jika beberapa buku yang dijadikan bahan rujukan itu ditulis oleh seorang pengarang, tetapi tahun terbitnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan urutan terbitan (dari yang paling lama sampai yang paling baru).

4)      Jika buku yang dijadikan bahan rujukan itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, di dalam penyusunan daftar pustaka disebut Tanpa Tahun. Kedua kata ini diawali dengan huruf kapital dan tidak digarisbawahi.
Contoh:
Johan. Tanpa Tahun.
Amin, Muhammad. Tanpa Tahun.

c.       Judul Buku
1)      Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah tiap-tiap katanya atau diketik miring (kursif).
Judul ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata yang bukan kata tugas seperti di, ke, dari, pada, dari pada, uniuk, bagi, dan, yang, dengan, yang tidak terietak pada posisi awal. Di belakang judul ditempatkan tanda titik.
Contoh:

                         Bogdan Robert, C. 1998. Qualitative Research for Education : an intruduction to theory and Methods.   Boston, London, Sydney and Toronto: Allyn and Bacon Inc.

Debert Miller, C. 1980. Handbook of Research Design and Social Measurement,  New York : David McKay Company, Inc.

Setiarso, Bambang. 1997. Penerapan Teknologi Informasi dalam Sistem Dokumentasi dan Perpustakaan. Surabaya: Erlangga.

2)      Laporan Penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan atau dipublikasikan, di dalam daftar pustaka ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik. jadi yang dicetak miring untuk sumber tersebut adalah nama majalah, laporan, jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan makalah.

Contoh:
Abubakar dan Suwaibatul Islamiyah, 2007. Implimentasi Peran dan Fungsi Komite Madrasah dalam Mewujudkan Kemandirian dan Otonomi Pendidikan Daerah”. Laporan Penelitian Dikti tidak diterbitkan. Banda Aceh:  LP2M Universitas Serambi Mekkah.

3)      Unsur-unsur keterangan, seperti jilid dan edisi, ditempatkan sesudah judul. Penulisan keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, kecuali kata tugas dan diakhiri dengan titik.
Contoh:
                        Hess, Beth. B. 1987. Sociology. Second Edition. London: Macmillan Publishing Company.

Tirtarahardja, Umar dan La Sula. 2003. Pengantar Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

4)      Jika sumber acuan merupakan karya terjemahan tanpa tahun buku sumbernya, maka sumber pustaka seperti itu dapat seperti contoh berikut :

Zeitlin. Irving M. 1995. Memahami Kembali Sosiologi, Kritik Terhadap Teori Sosiologi Kontempore. Penerjemah Anshori dan Juhanda. Dari Rethinking Sociology, A Critique of Contemporary Theory (Tanpa Tahun). Yogyakarta :  Gadjah Mada University Press.

Parker, S.R dkk.  1992.      Sosiologi Industri.  Alih     Bahasa oleh G. Kartasapoetra, dari The Sociology of Industry, (Tanpa tahun).  Jakarta : PT. Reneka Cipta.

5) Jika sumber acuan merupakan karya terjemahan yang ada tahun buku sumbernya, maka sumber pustaka seperti itu dapat seperti contoh berikut :
                       Yusuf Qardhawi (asli 1991) Bagaimana Memahami Syari’at Islam. Terjemahan oleh Nabhani Idris dari Madkhal Li Diraasat asy-Syari’ah al-Islamiyah,  Tahun 1991.   Jakarta : Islamuna Press.

d.      Tempat Terbit dan Nama Penerbit
1)    Tempat terbit sumber rujukan/acuan, baik buku maupun rujukan lainnya ditempatkan sesudah judul atau keterangan judul (misalnya: edisi, jilid). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan dipisahkan oleh tanda titik dua dari tempat terbit dengan jarak satu ketukan.
2)    Sesudah penyebutan nama penerbit ditempatkan tanda titik.
3)    Apabila buku rujukan tanpa nama pengarang dan ditulis atas nama lembaga, maka penulisan rujukan tersebut adalah sebagai berikut :

  Contoh:
  Anonimous. 2001. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh : Dinas Informasi dan Komunikasi Daerah Istimewa Aceh.

Atau :

Biro Pusat Statistik. 1993. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta : BPS.

          2) Jika Sumber  Acuan adalah Artikel  Majalah atau Koran
Jika sumber acuannya berasal dari artikel dalam majalah atau koran, maka pola penyusunan daftar pustaka berdasarkan urutan berikut:
a.       nama pengarang,
b.      tahun terbit,
c.       judul artikel,
d.      nama majalah,
e.       terbitan ke berapa (kalau ada),
f.       nomor majalah atau bulan terbitan,
g.      nomor halaman,
Tiap-tiap penyebutan keterangan nama pengarang, tahun terbit, dan judul artikel diakhiri dengan titik. Nama majalah dan tahun terbitan dipisahkan oleh satu ketukan, sedangkan nomor majalah ditempatkan di dalam tanda kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua dari nomor majalah.

Contoh:
 Syahkubat. 2006. Profesionalisme Mengajar Guru suatu Tinjauan Teoritis dan Prktik. Jurnal Kependidikan Metologika FKIP Univ. Pasundan Bandung. Volume 6. (1), Januari 2003 : 12-20.

            3) Jika sumber acuan berasal dari artikel dalam surat kabar, urutan penyebutan  keterangannya adalah sebagai berikut:

a.       nama pengarang,
b.      tahun terbit.
c.       judul artikel,
d.      nama surat kabar,
e.       tanggal terbit.
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama surat kabar, diakhiri dengan tanda titik. Nama surat kabar dan tanggal terbit dipisahkan oleh tanda koma.

Contoh:
Hasibuan, Rafli. 1989. 15% Prilaku Remaja SMA Sumatera Utara telah  melakukan Hubungan Free Sex. Waspada, 1 Maret 2007.

4) Antologi sebagai Sumber Acuan
Urutan penyebutan keterangan tentang karangan di dalam antologi adalah sebagai berikut:
a.       nama pengarang,
b.      tahun terbit pengarang,,.
c.       judul karangan,
d.      nama penghimpun/editor,
e.       tahun terbit antologi,
f.       judul antologi,
g.      nomor halaman,
h.      tempat terbit
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diletakkan tanda titik dua. Penjelasan nama pengarang buku, tempat buku, nama penerbit berlaku juga bagi pengarang karangan di dalam antologi. (periksa ketentuan mengenai buku sebagai sumber acuan).

Contoh:
Kartodirdjo, Sartono. 1977. " Metode Penggunaan Bahan Dokumen"

Dalam Kontjaraningrat (Ed.) 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Hlm. 67-92. Jakarta: Gramedia.

20.      Kata Pengantar
Dalam kata pengantar sebuah skripsi berisikan puji syukur kepada Allah SWT dan selawat kepada Rasulullah SAW. Serta terimakasih kepada pembimbing dan pihak-pihak yang dirasa perlu yang  menyukseskan  pembuatan skripsi baik selama persiapan, pelaksanaan  atau telah membantu penulis selama pendidikan.
 Tulisan KATA PENGANTAR ditulis dengan huruf besar, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada bagian akhir teks (di pojok kanan bawah) dicantumkan nama penulis dan ditandatangani.

21.      Abstrak
Abstrak adalah penyajian isi suatu karya ilmiah secara padat dan singkat atau sering disebut rangkumam isi suatu skripsi, paling tidak memuat permasalahan yang diteliti tujuan, metodologi dan hasil penelitian. Panjang abstrak tidak lebih satu halaman atau antara 250-300 kata yang diketik berjarak satu spasi.

22.     Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi hendaknya disajikan secara naratif dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau kamu. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu belajar di sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/isteri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi).

23. Pengesahan Skripsi
1. Skripsi dianggap sah apabila telah dipertanggung jawabkan dihapan Tim Penguji sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan di atas
2. Telah disahkan oleh ke dua pembimbing, diketahui oleh Ketua Prodi/Jurusan dan disahkan oleh Dekan fakultas (Form lembaran pengesahan terlampir)

3. Telah disahkan oleh Tim Penguji dan diketahui oleh Ketua Prodi/Jurusan (Form Pengesahan Tim Penguji Terlampir).



23. Sanksi – Sanksi dan Pelanggaran Penulisan Skripsi

A. Pelanggaran Berat Mahasiswa
            1. Mengambil sebagian atau keseluruhan skripsi orang lain secara utuh untuk diadopsi menjadi karya sendiri dengan tidak menyebutkan sumber aslinya
            2.  Membeli skripsi yang dibuat oleh orang lain dengan sejumlah harga tertentu tanpa terlibat dalam berbagai hal untuk kesempurnaan penyelesaian skripsinya.
             3. Memalsukan salah satu atau ke dua tanda tangan pembimbing untuk mempercepat penyelesaiannya.
       4. Memalsukan tanda tangan tim penguji dan pimpinan fakultas.

       Sanksi Pelanggaran Berat
              
                Pemberian sanksi terhadap berbagai pelanggaran berat dilakukan berdasarkan evaluasi dan musyawarah seluruh elemen yang terlibat yang dipimpin oleh Ketua Program Studi/Jurusan setelah berkoordinasi dengan pimpinan fakultas. Sanksi – sanksi yang dapat diberikan  antara lain :
a.       Menunda sidang dalam jangka waktu tertentu, dengan mewajibkan memperbaiki  pemalsuan/pelanggaran tersebut sebagaimana mestinya.
b.      Menunda yudisium dalam jangka waktu tertentu, dengan mewajibkan memperbaiki  pemalsuan/pelanggaran tersebut sebagaimana mestinya
c.       Menunda proses pembuatan ijazah dalam jangka waktu tertentu, dengan mewajibkan memperbaiki  pemalsuan/pelanggaran tersebut sebagaimana mestinya.
d.      Tidak berhasilnya ujian sarjana dan wajib mengikuti ujian ulang sebagaimana biasanya, meskipun tidak wajib membayar lagi biaya sidang.

    B. Pelanggaran  Pembimbing
1. Membuat skripsi mahasiswa dengan meminta imbalan dalam jumlah tertentu tanpa mengindahkan etika profesi
2. Menghambat proses bimbingan dengan berbagai alasan dan tidak terkait dengan kepentingan akademik
3. Tidak menghadiri ujian sarjana terhadap mahasiswa yang di bimbingnnya.
4. Menandatangani skripsi mahasiswa tanpa mempelajari terlebih dahulu, baik kesesuaian isi, persyaratan dan dokumen penelitian lainnya.

Sanksi Pelanggaran Pembimbing

       Penentuan pembimbing adalah wewenang Ketua Prodi/Jurusan yang diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam mengajukan nama pembimbing yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji oleh mahasiswa. Usulan pembimbing semata-mata didasarkan pada kesesuaian pembimbing tersebut dengan masalah yang ditulis mahasiswa. Oleh sebab itu pembimbing boleh saja diambil diluar program studi yang bersangkutan.

        Namun dalam pelaksanaan bimbingan mungkin saja berbagai pelanggaran di atas dapat terjadi, maka sanksi – sanksi yang diberikan lebih mengarah kepada  sanksi-sanksi yang dapat mendidik dan menegakkan  moralitas sebagai seorang dosen, dengan berkonsultasi terlibih dahulu dengan pimpinan fakultas. Sanksi – sanksi tersebut dapat berupa misalnya dengan mengurangi keterlibatannya sebagai pembimbing dan penguji.

C. Upaya Pencegahan Penyimpangan Penulisan Skripsi

1.       Penjualan skripsi adalah haram hukumnya, karena termasuk dalam katagori pembodohan, baik bagi si mahasiswa maupun pembuatnya, oleh sebab itu Ka. Prodi dan Pihak terkait dapat mensosialisasi kepada semua pihak untuk mengeliminir penyimpangan ini.
2.       Pembimbing yang telah ditunjuk harus berpartisipasi aktif membimbing mahasiswa yang memiliki keterbatasan dalam penulisan skripsi dengan penuh tanggungjawab sesuai dengan etika keilmuan dan profesionalitas.



 

leave me alone please don't cry Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea