Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang penting,
dalam upaya mempertahankan hidup dan mengembangkan diri. Melalui belajar
seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan
tingkah laku, sikap, dan ketrampilan.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.” Kutipan diatas dapat
diartikan bahwa belajar membutuhkan waktu yang lama dan melalui proses
perubahan perilaku dan pola pikir dari seseorang. Dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir baik
yang berupa pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, dimana
perubahan- perubahan yang dialami bersifat relatif permanen atau jangka panjang
yang merupakan hasil dari pengalaman hidup manusia dalam berinteraksi dengan
lingkungan.
Teori belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
membantu dalam memahami pada saat proses pembelajaran. Jadi, teori belajar
merupakan proses dimana dalam proses belajar menghasilkan pengajaran yang baik,
manjemen yang baik dengan menggunakan teori belajaryang relevan, sesuai dan
disukai sehingga tujuan belajar yang diinginkan bisa tercapai.
Salah satu teori belajar yang dikembangkan selama abad ke-20
adalah teori belajar kognitif, yaitu teori belajar yang melibatkan proses
berfikir secara komplek dan mementingkan proses belajar. Menurut Drs. H.
Baharuddin dan Esa Nur wahyuni (2007: 89) yang menyatakan” aliran kognitif
memandang kegiatan belajar bukan sekedar stimulus da respons yang bersifat
mekanistik, tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan kegiatan
mental yang ada di dalam individu yang sedang belajar”. Kutipan tersebut di
atas berarti bahwa belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk
mencapai, mengingat dan menggunakan perilaku, sehingga perilaku yang tampak
pada manusia tidak dapat diukur dan diamati tanpa melibatkan proses mental
seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan dan lain sebagainya.
Teori belajar kognitif menurut Drs. Bambang Warsita yang
beranggapan bahwa” Belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan
persepsi untuk memperoleh pemahaman”. Maksudnya bahwa belajar adalah perubahan
persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku.
Dimana teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi
saling berhubungan dalam kontek situasi secara keseluruhan.
Seperti juga di ungkapkan oleh Winkel (1996:53) bahwa “Belajar
adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
dan berbekas.”
(http://hasanahworld.wordpress.com/2009/03/01/teori-belajarkognitif/). Hal ini
berarti bahwa perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang
dialami oleh manusia, dimana pengalaman tersebut bersifat relatif menjadi
proses belajar yang membekas dalam fikiran manusia. Selain itu teori belajar
kognitif memandang “belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi,
terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang
dari luar. Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal
berfikir, yakni proses pengolahan informasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah
suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri
manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk
memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.
TOKOH – TOKOH TEORI BELAJAR KOGNITIF
Tokoh-tokoh aliran kognitif
di antaranya adalah Thorndike,Watson, Clark L. Hull, Edwin Guthrie, dan
Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para tokoh aliran kognitivisme,
antara lain:
1. Piaget
Menurut Piaget dalam
buku “Teknologi Pembelajaran” dari Drs. Bambang Warsita (2008:69) yang
menjelaskan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu prosess genetika yaitu
proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem
syaraf. Dalam buku “Psikologi Pendidikan” karya Wasty Soemanto (1997:123) yang
menyatakan teori belajar piaget disebut cognitive-development yang memandang
bahwa proses berfikir sebagai aktivitas gradual dari pada fungsi intelektual
dari kongkrit. Belajar terdiri dari tiga tahapan yaitu :asimilasi, akomodasi
dan equilibrasi. Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Proses
belajar yang dialami seorang anak berbeda pada tahap satu debfab tahap lainnya
yang secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur
dan juga semakin abstrak cara berpikirnya. Oleh karena itu guru seharusnya
memahami tahap-tahap perkembangan kognitif anak didiknya serta memberikan isi,
metode, media pembelajaran yang sesuai dengan tahapannya.
Langkah-langkah
pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut Piaget, antara lain:1)
menentukan tujuan pembelajaran; 2)memilih materi pembelajaran; 3) menentukan
topik-topik yang dapat dipelajari oleh peserta didik; 4) menentukan dan
merancang kegiatan pembelajaran sesuai topik; 5) mengembangkan metode
pembelajaran; 6) melakukan penilaian proses dan hasil peserta didik.
2.
David Ausubel
Menurut Ausubel dalam
buku karya Drs. Bambang Warsita bahwa “belajar haruslah bermakna, materi yang
dipelajari diasimilasi secara nonarbitrer dan berhubungan dengan pengetahuan
yang dimiliki sebelumnya”(2008:72). Hal ini berari bahwa pembelajaran bermakna
merupakan suatu proses yang dikaitkan dengan informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif peserta didik. Dimana Proses
belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta saja, tetapi
merupakan kegiatan yang menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan
pemahaman yang utuh sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik
dan tidak mudah dilupakan. Jadi guru harus menjadi perancang pembelajaran dan
pengembang program pembelajaran dengan berusaha mengetahui dan menggali
konsep-konsep yang dimiliki peserta didik dan membantu memadukan secara
harmonis dengan pengetahuan baru yang dipelajari.
Langkah-langkah
pembelajaran bermakna menurut Ausebel,dalam merancang pembelajaran antara lain:
1) menentukan tujuan pembelajaran;
2) melakukan identifikasi peserta didik;
3) memilih materi pembelajaran sesuai
karakteristik peserta didik dan mengaturnya dalam bentuk konsep inti; 4)
menentukan topik peserta didik dalam bentuk advance organizers;
5) mengembangkan bahan belajar untuk
dipelajari peserta didik;
6) mengatur topik pembelajaran dari yang
sederhana ke kompleks;
7) melakukan penilaian proses dan hasil
belajar peserta didik.
3.
Jerome Bruner
Berdasarkan Drs. Wasty
Soemanto (1997:127) dan Drs. Bambang warsita (2008:71) dimana Jarome Bruner
mengusulkana teori yang disebutnya free discovery learning.Teori ini bertitik
tolak pada teori kognitif, yang menyatakan belajar adalah perubahan persepsi
dan pemahan. Maksudnya, teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan
berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, ide, definisi dan
sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili aturan yang
menjadi sumbernya.
Keuntungan belajar
menemukan : Menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi siswa
sehingga dapat menemukan jawabannya. Menimbulkan keterampilan memecahkan
masalahnya secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan
memanipulasi informasi. Menurut Burner ada tiga tahap perkembangan kognitif
seseorang yang ditentukan oleh cara melihat lingkungan, antara lain: tahap
pertama enaktif yaitu peserta didik melakukan aktivitas dalam usaha memahami
lingkungan; tahap kedua, ikonik yaitu peserta didik melihat dunia melalui
gambar dan visualisasi verbal; tahap yang ketiga, simbolok yaitu peserta didik
mempunyai gagasan abstrak dimana komunikasi dibantu sistem simbolik.
Sementara
Bruner mengusulkan teori yang disebutnya free discovery learning. Teori ini
menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan termasuk
konsep, teori, ide, definisi dan sebagainya melalui contoh-contoh yang
menggambarkan atau mewakili aturan yang menjadi sumbernya.
Keuntungan belajar
menemukan : Menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga dapat memotivasi siswa
sehingga dapat menemukan jawabannya. Menimbulkan keterampilan memecahkan
masalahnya secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan
memanipulasi informasi.
Teori-teori
kognitif ini juga sarat akan kritik terutama konsep Piaget karena sulit di
terapkan ditingkat lanjut. Selain itu beberapa konsep tertentu, seperti
intelegensi, belajar dan pengetahuan yang mendasari teori ini sukar dipahami
dan pemahaman itu sendiripun belum tuntas. Tiga teori kognitif tentang belajar
yang terkenal adalah :
a.
Teori cognitive field
Teori ini
dikemukakan oleh Kurt Lewin ( 1892-1947 ), menurutnya masing-masing individu
berada dalam medan kekuatan yang bersifat psikologis, dimana ia bereaksi
terhadap “ life space “ yang mencakup perwujudan lingkungan individu
bereaksi. Teori ini berpandangan bahwa apabila seseorang belajar maka akan
bertambah pengetahuannya. Yang lebih berperan penting dalam belajar adalah
motivasi bukan reward. Lewin juga lebih sepakat dengan penggunaan istilah
sukses dan gagal dari pada reward dan punishment.
b.
Teori Schema
Teori schema
mengemukakan keberadaan struktur pengetahuan memiliki dua bentuk yaitu :
berbentuk objek dan berbentuk kejadian. Schema dibentuk melalui sebuah
abstraksi, schema yang sudah terbentuk akan akan mempengaruhi tentang apa yang
telah diingat sebuah pengalaman melalui proses, yaitu : seleksi, pengambilan
intisari, dan interprestasi. Schema juga dapat diubah atau dimodifikasi dengan
tiga proses yaitu : penambahan, penyesuaian, dan rekstrukturisasi. Siswa yang
adaptif memperoleh schemata dan memodifikasinya berdasarkan pengalaman.
c.
Teori Pemrosesan Informasi (
information procecing theory )
Merupakan
salah satu teori yang pertama dan paling berpengaruh ( Eggen dan Kauchak, 1997
). Teori pemrosesan informasi adalah teori kognotif tentang belajar yang
menggambarkan pemrosesan, penyimpanan, dan perolehan pengetahuan oleh pikiran (
Byrnes, 1996 ).
Menurut teori ini belajar adalah menyangkut tentang bagaimana informasi
dari lingkungan dapat disimpan dalam memori, untuk menggambarkan proses
tersebut digunakan pemodelan, adapun model penyimpanan informasi yang paling
berpengaruh dalam hal ini adalah model yang dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin
pada tahun 1968, model tersebut memiliki tiga komponen mayor yaitu :
a.
Information store ( Penyimpanan
informasi )
Yaitu tempat
penyimpanan data digunakan untuk menyinpan informasi seringkali dianalogikan
dengan filing cabinet. Tempat penyimpanan informasi pada manusia tersusun dari
tiga storage ( penyimpanan ) yaitu : a) sessory storage, b) short-term memory (
STm ), c) long term memory ( LTM ). Ketiga penyimpamam memori tersebut ditandai
oleh cirri-ciri structural seperti seberapa banyak informasi yang disimpan (
kapasitas ) dan berapa lama informasi tersebut disimpan ( Siegler dalam Byrnes,
1996 ).
b.
Proses kognitif
Yaitu
tindakan internal, intelektual yang mentranfer informasi dari satu tempat
penyimpanan ketempat penyimpanan yang lain. Proses kognitif yang terlibat dalam
pemrosesan informasi tersebut adalah : perhatian, persepsi, pengulangan /
latihan / rehearsal, penyandian / econding, pengungkapan kembali /
retrival.
c.
Metakognisi
Yaitu
pengetahuan dan control terhadap proses-prose kognitif. Metakognisi mengontrol
dan mengkoordinasikan proses yang mentransfer informasi dari satu tempat
penyimpanan ketempat penyimpanan lainya.
Langkah-langkah pembelajaran dalam merancang pembelajaran menurut
Bruner antara lain:
1)
menentukan tujuan pembelajaran;
2)
melakukan identifikasi peserta didik;
3) memilih
materi pembelajaran;
4)
menentukan topik secara induktif;
5)
mengembangkan bahan belajar untuk dipelajari peserta didik;
6) mengatur
topik pembelajaran dari yang sederhana ke kompleks;
7)
melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik.
4.
Albert Bandura
Bandura berpendapat
tentang teori kognitif sosial. Seperti yang dijelaskan dalam buku karya John W.
Santrock (2007:285) yang menyatakan bahwa teori Kognitif Sosial (Social
Cognitive Theory) merupakan faktor sosial dan kognitif dan juga faktor
perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran. Hal ini berarti bahwa
faktor kognitif berupa ekspektasi murid untuk meraih keberhasilan sedangkan
faktor sosial mencakup pengamatan murid terhadap perilaku orang tuanya. Jadi
menurut Bandura antara faktor kognitif/person, faktor lingkungan dan faktor
perilaku mempengaruhi satu sama lain dan faktor-faktor ini bisa saling
berinteraksi untuk mempengaruhi pembelajaran. Faktor kognitif mencakup
ekspektasi, keyakinan, strategi, pemikiran dan kecerdasan.
5.
Kurt Lewin
Yang juga merupakan
tokoh teori belajar kognitif adalah Kurt Lewin yang menyatakan tentang teori
belajar medan kognitif (cognitive-field learning theory). Seperti yang di
jelaskan oleh Nana Sudjana dalam bukunya yang menjelaskan bahwa dalam teori
belajar medan kognitif, “belajar didefinisikan sebagaai proses interaksional
dimana pribadi menjangkau wawasan-wawasan baru dan atu merubah sesuatu yang
lama”(1991:97). Hal ini berarti bahwa seseorang harus peduli dengan diri mereka
sendiri dan juga dengan orang lain, dengan belajar secara afektif sehingga
diharapkan mereka atau seorang guru bisa mengerti dengan dirinya sendiri dan
dapat melaksanakan tugas dengan lebih baik selain itu juga mengembangkan sistem
psikologis yang bermanfaat dalam berurusan dengan anak-anak dan pemuda dalam
ssituasi belajar.
PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR KOGNITIF
1. Pembelajaran merupakan suatu perubahan status pengetahuan.
2. Peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran.
3. Menekankan pada pola pikir peserta didik.
4. Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan
menyimpan informasi dalam ingatannya.
5. Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran
sebagai proses aktif di dalam diri peserta didik.
6. Menerapkan reward and punishment.
7. Hasil pembelajaran tidak hanya tergantung pada informasi yang
disampaikan guru, tetapi juga pada cara peserta didik memproses informasi
tersebut.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN TEORI BELAJAR KOGNITIF
Setiap teori belajar tidak akan pernah sempurna, demikian pula
dengan teori belajar kognitif. Di samping memiliki kelebihan–kelebihannya ada
pula kelemahan–kelemahannya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kelemahan
teori kognitif :
Kelebihan
Teori Belajar Kognitif
a.
Menjadikan siswa lebih
kreatif dan mandiri.
Dengan teori belajar
kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena mereka tidak hanya merespon
dan menerima rangsangan saja, tapi memproses informasi yang diperoleh dan
berfikir untuk dapat menemukan ide-ide dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan
membuat siswa lebih mandiri contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa
bisa mengerjakan sendiri karena pada saat belajar siswa menggunakan fikiranya
sendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung dengan orang lain
dengan.
b.
Membantu siswa memahami
bahan belajar secara lebih mudah
Teori belajar kognitif
membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah karena siswa sebagai peserta
didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran yang berpusat pada
cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam
ingatannya. Serta Menekankan pada pola pikir peserta didik sehingga bahan ajar
yang ada lebih mudah dipahami.
c.
Dapat
meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem solving)
d.
Dapat meningkatkan
motivasi
Kelemahan Teori Belajar kognitif
a.
Teori tidak menyeluruh untuk
semua tingkat pendidikan.
b.
Sulit di praktikkan
khususnya di tingkat lanjut.
c.
Beberapa prinsip seperti
intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum tuntas.
d.
Untuk teori belajar
kognitif ini keberhasilan sebuah pembelajaran tidak dapat diukur hanya dengan
satu orang siswa saja , maksudnya kemampuan siswa harus diperhatikan. Apabila
kita menekankan pada keaktifan siswa, dan tidak dapat dipungkiri ada saja siswa
yang tidak aktif dalam menanggapi suatu pelajaran, otomatis pembelajaran ini
tidak akan berhasil secara menyeluruh .
e.
Guru juga dituntut untuk
mengikuti keaktifan siswa, konsekuensinya adalah guru harus rajin mempelajari
hal-hal baru yang mungkin konsekuansinya terhadap lingkungan adalah
fasilitas-fasilitas dalam lingkungan juga harus mendukung, agar siswa semakin
yakin dengan apa yang telah mereka pelajari .
IMPLIKASI
TEORI KOGNITIF DLM PEMBELAJARAN
a. Bahasa dan cara berfikir anak
berbeda dengan orang dewasa , oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan
bahasa yang sesuai dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir
anak.
b. Anak-anak akan belajar lebih baik
apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar
dapat berinteraksi dengan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
c. Bahan yang dipelajari anak hendaknya
dirasakan baru, tetapi tidak asing, agar
anak bisa mencerna dan mencari hubungan antara apa yang dipelajari siswa dengan
apa yang diketahuinya di lingkungan sekitarnya.
d. Berikan peluang agar anak belajar
sesuai tahap perkembangannya.
e. Didalam kelas, anak-anak hendaknya diberi
peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
f.
Memperhatikan usia siswa akan membantu guru dalam
menjelaskan sebuah bahan pelajaran dengan baik, misalnya anak usia pra sekolah
dan awal sekolah lebih baik diajarkan dengan menggunakan contoh-contoh kongkret
.
Pengaplikasian teori kognitif dalam belajar bergantung pada
akomodasi. Kepada siswa harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia
dapat belajar, karena ia tidak dapat belajar dari apa yang telah diketahui
saja.dengan adanya area baru, siswa akan mengadakan usaha untuk dapat
mengakomodasikan.
Dalam
teori belajar kognitif perkembangannya melalui tiga tahap :
1.
Enaktif
Dalam tahap ini peserta didik memahami lingkungan sekitar
melalui pengetahuan motorik
2.
Ikonik
Dalam tahap ini peserta didik memahami lingkungan sekitar
melalui visualisasi verbal/gambar-gambar
3.
Simbolik
Dalam tahap ini peserta didik memahami lingkungan sekitar
melalui simbol-simbol ,bahasa, logika
CONTOH PEMBELAJARAN
TEORI KOGNITIF :
Teori
pembelajaran kognitif merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik (individu). Mahasiswa
Salah satu mata kuliah yang menggunakan teori ini adalah Kalkulus. Pada saat
dosen menjelaskan sub materi deferensial (turunan) I. Contoh pembelajaran
adalah sebagai berikut:
Dosen
hanya menjelaskan gambaran umum dari materi deferensial yang berupa kumpulan
rumus-rumus dasar perhitungan yang kemudian memberikan contoh-contoh soal
deferensial untuk diselesaikan dalam kurun waktu tertentu oleh masing-masing
mahasiswa.
Dengan
batasan waktu yang diberikan mahasiswa diberikan tanggung jawab dan keleluasan
untuk menyelesaikan soal dengan berdasarkan pada konsep yang telah diberikan.
Selama kurun waktu tersebut, dosen berkeliling untuk memperhatikan yang
dikerjakan mahasiswa.
Setelah
waktu yang ditentukan habis, dosen mulai menunjuk beberapa mahasiswa untuk
mengerjakan soal di depan kelas. Dari proses tersebut dosen dapat menganalisis
sejauh mana kemampuan dari mahasiswa yang dididiknya.
Koreksipun
akan dilakukan apabila ada hasil kerja yang tidak sesuai setelah mahasiswa
selesai mengerjakannya dan menjelaskan letak langkah kekurangan dari hasil
kerja mahasiswa. Jika memang setelah itu tidak ada pertanyaan, maka dosen
menganggap materi sudah bisa diterima dan kembali memberikan contoh soal untuk
dikerjakan di rumah dan dikumpul pada hari tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin
dan Esa Nur Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Ar – Ruzz
Media
Dahar,
Ratna Wilis. 1988. Teori – Teori Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
Djamarah,
Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Pidarta,
Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Santrock,
John W. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group
Slavin,
Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Indeks
Soemanto,
Wasty. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara
Sujana,
Nana. 1991. Teori – Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta :Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi
Suryabrata,
Sumadi. 1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rajawali
Warsita,
Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta :
Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar teman , karena negara ini bebas berpendapat namun adakala peraturan nya yaitu sopan dan tidak mengandung sara , terimakasih atas partisipasinya :)