TEKNIK PENULISAN
SKRIPSI
Setiap universitas memiliki bentuk dan cirikhas tersendiri
dalam teknik penulisan skripsi, baik ditinjau dari format, jumlah bab, teknik
pengutipan, penulisan daftar pustaka dan sebagainya. Namun, apabila dicermati
secara mendalam, secara mendalam, semua bentuk karya tulis ilmiah mahasiswa memperlihatkan ada beberapa kesamaan format dan teknik penulisannya.
Oleh sebab itu untuk menjaga keseragaman dalam teknik – teknik, bentuk,
jumlah bab tersebut FKIP perlu
menetapkan hal-hal sebagai berikut.
1.
Penggunaan Bahasa
Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Bahasa yang
digunakan dalam penulisan skripsi adalah Bahasa Inggris. Bagi mahasiswa Jurusan Non-Pendidikan Bahasa Inggris, bahasa yang digunakan adalah
Bahasa Indonesia.
Bahasa
Inggris dan Bahasa Indonesia yang dimaksudkan disini adalah bahasa baku yaitu memiliki
beberapa ciri, antara lain tepat, jelas,
lugas, dan sesuai dengan ketentuan – ketentuan dan kaedah penulisannya,
sehingga memudahkan para pembaca dalam mencerna isi skripsi tersebut,
bahasa yang digunakan harus komunikatif dan
jelas.
Ketepatan penggunaan bahasa merupakan kejelian bagi mahasiswa
dalam memilih kosakata, menyusun kalimat dan alinea yang tidak tumpang tindih. Jelas berarti, unsur-unsur
kalimat seperti subjek, prediket, objek, dan keterangan serta hubungannya
tampak secara jelas. Di dalam setiap kalimat terlihat bagian mana merupakan
subjek, bagian mana yang merupakan
prediket, dan bagian mana yang merupakan
objek (di dalam unsur transitif), serta bagian mana yang merupakan keterangan (kalau ada) sehingga setiap
kalimat yang terdapat di dalam skripsi
memenuhi persyaratan kaidah tata bahasa.
Lugas berarti bahasa yang digunakan
tidak menimbulkan makna ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimat
hanya memungkinkan satu pilihan tapsiran, yaitu tapsiran yang sesuai dencjan maksud penulisnya. Setiap kata yang
digunakan di beri bobot makna yang sewajamya sehingga tidak perlu diulang dengan berbagai
sinonim atau paralelisme. Pemakaian kata kiasan sedapat-dapatnya dihindarkan.
Demikian juga, pemakaian metafora dihindarkan karena bahasa yang lugas harus langsung menunjukkan persoalan. Di samping
itu, bahasa yang lugas memperhatikan segi
keekonomisannya sehingga dalam penulisan skripsi lebih mengutamakan padat isi,
bukan banyak atau padat kata.
Komunikatif berarti apa yang di
tangkap pembaca dari wacana yang disajikan
sama dengan yang dimaksud penulisnya.
Wacana dapat menjadikan komunikatif jika disajikan secara logis dan tersistem.
Kelogisan itu terlihat pada hubungan antar bagian di dalam kalimat, antar kalimat
di dalam alinea, dan antara linea di dalam sebuah wacana.
Bersistem berarti uraian yang disajikan
menunjukkan urutan yang teratur. Hubungan
yang logis dan teratur itu tercermin di
dalam ketepatan penggunaan kata penghubung intrakalimat seperti karena,
sehingga, supaya, dan, lalu, tetapi dan ketepatan penggunaan kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat misalnya jadi, namun, sebaliknya, oleh karena itu,
disamping itu, sehubungan dengan itu, dan dengan demikian. Disamping itu, tentu
saja tanda baca ikut menunjang penyajian uraian yang logis dan bersistem itu.
Masalah pemakaian kata/istilah asing atau daerah dan
singkatan perlu pula mendapat perhatian di dalam penggunaan bahasa dalam
skripsi. Pemakaian kata/istilah asing atau daerah apabila tidak tersedia dalam
tersedia dalam pedoman umum bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Istilah –
istilah asing tersebut harus ditulis dengan huruf mereng (italic).
Apabila ada istilah yang perlu diperkuat dengan bahasa asing, bahasa indonesia ditulis dahulu, lalu disertakan istiiah asing yang ditempatkan di dalam kurung dan digaribawahi atau diketik miring.
Ejaan yang digunakan adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempumakan (EYD). Penulisan kata atau istilah dan
penggunaan fungtuasi (tanda baca) benar-benar harus diperhatikan kaidah-kaidah yang
terdapat di dalam buku Pedoman Umum Ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan.
2.
Bagian-bagian
Skripsi
Dalam
penulisan sebuah skripsi atau karya ilmiah lainnya pada dasarnya terdiri atas
tiga bagian, yaitu bagian pertama, bagian isi, dan bagian akhir. Masing-masing
bagian tersebut memuat isi sebagai berikut.
a.
Bagian Awal
Bagian pertama berisi sejumlah lembaran yang berisi yaitu :
(1) Lembaran persetujuan
dan pengesahan (lihat lampiran)
(2)
Abstrak ( satu spasi maksimal 1 halaman)
(3)
Kata Pengantar
(4)
Daftar Isi
(5)
Daftar Tabel, Kalau Skripsi memuat tabel-tabel
(6)
Daftar Gambar/ Grafik, kalau
dibutuhkan
(7)
Daftar Lampiran
b. Bagian Isi
Bagian isi sering juga disebut sebagai batang tubuh suatu
skripsi. Bagian ini terdiri atas sejumlah bab, masing-masing bab paling tidak
memuat sebagai berikut.
(1)
Bab I Pendahuluan, berisikan
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, anggapan dasar, hipotesis
dan organisasi laporan penelitian. Hipotesa tidak wajib ada dalam setiap
skripsi, harus dilihat dari sifat penelitian yang dilakukan.
(2)
Bab II Landasan Teori atau Kajian Pustaka, memaparkan sejumlah teori atau hasil penelitian yang mendukung permasalahan penelitian. Landasan teori
bukan memindahkan tulisan buku, tetapi menganalisa dan membahas permasalahan
yang akan diteliti berdasarkan sejumlah teori dan hasil-hasil penelitian
terdahulu yang dapat dinyakini kebenarannya yang dapat memperkuat permasalahan penelitian, dan
didukung dengan kutipan seperlunya.
(3)
Bab III Metode Penelitian, antara lain berisikan, metode yang akan digunakan dalam penelitian
(memuat penjelasan rinci dan jelas tentang jenis penelitian, Populasi dan
sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan
organisasi laporan penelitian, masing-masing unsur tersebut dijelaskan serinci
mungkin, karena masing elemen dalam metodologi tersebut saling terkait. Contoh
dalam teknik pengumpulan data disebutkan angket dan wawancara. Hasil wawancara
juga harus dianalisis untuk mendukung kesimpulan setiap permasalahan yang
dibahas.
(4)
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian, memaparkan hasil-hasil
penelitian yang diperoleh baik dalam bentuk fakta
maupun hasil analisisnya. Selanjutnya, hasil-hasil penelitian tersebut dibahas
secara komprehensif. Pembahasan dilakukan secara argumentatif yang diperkuat dengan landasan teori, konsep, atau pendapat
yang mapan (sedapat mungkin yang terkini), baik yang sudah dipakai dalam bab II atau teori,
konsep, pendapat lain yang diperoleh
selama proses penelitian berlangsung.
(5)
Bab V Penutup, berisikan
kesimpulan dan saran. Isi bagian
kesimpulan harus bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan masalah
dan tujuan penelitian. Kesimpulan bukanlah singkatan dari poin-poin yang dibahas,
tetapi hasil analisis pembahasan yang dapat dijadikan sebagai suatu konsep sesuai
dengan tujuan penelitian.
Kesimpulan harus terjawab semua
tujuan penelitian dan kesimpulan-kesimpulan lain yang terkait sesuai dengan yang telah
diuraikan secara lengkap dalam Bab I. Disamping itu dalam bab kesimpulan
bisa saja ditambah dengan kesimpulan teoritis sebagaimana yang telah dibahas
dalam bab II, namun yang utama sekali harus terjawab semua tujuan penelitian dan
permasalahan yang telah dirumuskan di muka.
Tata urutan dalam kesimpulan hendaknya sama
dengan urutan-urutan yang ada di dalam Bab
II dan Bab III. hal ini diperlukan untuk terciptanya konsistensi
isi dan tata urutan kesimpulan, sehingga memudahkan bagi semua pembaca.
Dalam Bab V ini juga disajikan saran.
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber dari hasil analisa data pada temuan
penelitian dan hasil kajian teori yang mendukung. Dengan kata lain,
saran tidak keluar dari batas-batas ruang lingkup
dan implikasi hasil – hasil penelitian. Saran hendaknya spesifik, rinci, dan operasional sehingga dapat memudahkan orang
lain menafsirkan atau melaksanakannya. Saran
diajukan kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah, hasil, dan temuan-temuan
penelitian tersebut.
c.
Bagian Penutup
Bagian
penutup dari suatu skripsi terdiri dari beberapa hal sebagai berikut.
(1)
Daftar Kepustakaan
(2)
Daftar lampiran-lampiran. Sebuah skripsi yang baik memuat beberapa hal
yang dapat memperkuat hasil temuan dan
proses pembuatannya yaitu;
a.
Surat keputusan penunjukan pembimbing;
b.
Surat keterangan izin melaksanakan penelitian
c.
Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian;
d.
Data tabel sebagai
pembuktian hasil hitung dan uji,
(3)
Daftar Istilah (bila ada)
(4)
Daftar Riwayat Hidup penulis ditempatkan pada
halaman terakhir.
- Sistimatika Pengetikan Skripsi
Pengetikan atau penggandaan skripsi
dilakukan di atas kertas putih berukuran kuarto A4 (210,0 x 297,0 mm) yang beratnya 70 grams.
- Penggunaan Huruf Skripsi
Huruf yang digunakan dalam menulis skripsi adalah Time New Roman 12 pt, Seluruh bagian skripsi diketik menggunakan huruf yang
homogenik, kecuali ukuran huruf untuk pengetikan
isi tabel, grafik atau ilustrasi lainnya dapat lebih kecil dengan catatan mudah
di baca. Instrumen pengetikan skripsi menggunakan komputer.
- Margin Skripsi
Untuk
keseragaman format pada setiap halaman skripsi, pengetikan tidak dibenarkan
keluar dari batas-batas margin berikut.
Ketentuan batas margin ini berlaku juga
untuk pengetikan tabel, gambar, grafik, atau bentuk ilustrasi lainnya. (oleh
sebab itu apabila tabel terlalu besar dan tidak mungkin diperkecil dalam
pengetikan portrait boleh saja tabel tersebut dibuat dalam format lansdcape).
(a)
Margin kiri = 4,00 cm;
(b)
Margin atas = 3,5,00 cm;
(c)
Margin bawah = 3,5,00 cm;
(d)
Margin kanan = 2,50 cm;
6. Penggunaan Spasi
Seluruh bagian isi skripsi diketik
dalam jarak baris dua spasi, termasuk jarak antara subjudul/ sub-subjudul
dengan baris alinea pertama di bawahnya dan jarak antarparagraf, kecuali, pada
beberapa hal berikut ini.
(1)
Abstrak (1 spasi).
(2)
Daftar isi (dalam satu point 1 spasi dan antar point 2 spasi).
(3)
Kutipan langsung yang lebih dari 4 baris
(1 spasi).
(4)
Daftar Pustaka dalam tiap pustaka (1 spasi), anatar daftar pustaka (2 spasi).
(5)
Judul, Sub-judul, Judul tabel,
grafik, atau keterangan gambar yang lebih satu baris
(1 spasi).
(6)
Isi tabel atau lampiran (bervariasi
1-2 spasi).
(7)
Jarak judul bab dengan subjudul
atau alinea baru (4 spasi).
(8)
Jarak baris terakhir suatu paragraph dengan subjudul (4 spasi).
(9)
Jarak baris terakhir suatu paragraf
dengan table (4 spasi).
(10)
Jarak judul table dengan teks table (1 spasi).
(11)
Jarak keterangan gambar/grafik
dengan alinea baru atau sub judul (4 spasi).
7.
Penomoran Halaman
Skripsi
Seluruh bagian pembukaan skripsi diberi
nomor halaman dengan angka Romawi kecil, kecuali untuk halaman sampul, lembaran
pengesahan pembimbing, dan lembaran pengesahan panitia ujian. Penomoran dimulai
dari halaman kata pengantar yang dihitung dari halaman lembaran sampul.
Semua nomor halaman bagian pembukaan ini ditempatkan ditengah-tengah tepi bawah
(2 spasi dari margin bawah).
Seluruh
bagian isi dan penutup skripsi diberi nomor halaman dengan angka Arab. Semua nomor halaman ini ditempatkan pada tepi kanan atas (2 spasi di atas margin atas). Semua halaman tempat terdapat judul bab, nomor halamannya
ditempatkan ditengah-tengah tepi bawah (2 spasi dari margin bawah).
8.
Judul
Judul skripsi
dan judul-judul bab diketik dengan huruf besar (kapital) dan ditempatkan ditengah-tengah
tepi bagian atas. Nomor dan Judul-judul bab diketik sebagai satu kesatuan. Nomor
bab diketik dengan angka Rumawi (huruf besar) yang ditempatkan di depan judul bab.
Demikian
juga dengan judul-judul lembaran pada bagian pembukaan diketik dengan huruf
besar dan ditempatkan ditengahtengan halaman atas. Seluruh kata di dalam
judul, baik di bagian pembukaan, isi, maupun penutup, tidak diketik miring, kecuali kosa kata bahasa asing atau bahasa daerah.
9.
Sub Judul
Judul
suatu bab dapat dirinci menjadi beberapa subjudul: Suatu sub judul dapat pula
dirinci menjadi beberapa sub-subjudul. Setiap huruf pertama dari kata subjudut diketik dengan huruf besar kecuali kata
penghubung dan kata penunjuk.
Penulisan subjudul di beri nomor berurut dengan angka Arab, dengan titik dibelakang angka tersebut. Subjudul tidak
dicetak tebal atau miring, kecuali
kosakata bahasa asing atau daerah, dan tidak diakhiri dengan titik. Pengetikan
subjudul (termasuk nomornya) dimulai dari margin kiri. Bila subjudul lebih satu baris diketik berjarak satu spasi dan baris
kedua dan seterusnya dimulai sejajar huruf pertama baris atasnya. Jarak baris
terakhir subjudul dengan alinea baru adalah dua spasi.
10. Sub-Sub Judul
Penomoran Sub-subjudul dimulai dengan nomor subjudul dan
diikuti dengan nomor urut sub-subjudul. Nomor subjudul dengan nomor
sub-subjudul diberi titik. Seluruh kata sub-subjudul, kecuali huruf awal,
ditulis dengan huruf kecil, tidak dicetak tebal atau miring serta tidak diberi tanda titik.
Pengetikan sub-sub judul (termasuk nomornya) dimulai dari margin kiri. Bila kata-kata Sub-sub judul lebih dari satu
baris, diketik satu spasi, dan dimulai sejajar dengan huruf awal baris di
atasnya.
Jarak baris terakhir dengan sub-subjudul dengan alinea baru
sama halnya dengan sub judul, yaitu dua spasi. Jarak baris terakhir suatu
paragraf dengan subjudul atau sub-subjudul adalah empat spasi.
11. Alinea atau Paragraf Baru
Alinea atau paragraf baru diketik setelah ketukan ke-7 dari margin kiri. Jarak antara baris terakhir suatu paragraf
dengan kalimat pertama paragraf berikutnya adalah sama
dengan jarak antara tiap baris, yaitu dua spasi.
Jika dalam suatu paragraf terdapat beberapa kalimat uraian yang perlu dinyatakan dengan angka, penulisan angka dapat
dilakukan senyawa dengan isi teks paragraf dan jika sangat teknis dapat pula dilakukan secara berurutan dan sejajar dengan alinea baru.
Contoh penulisan angka dalam paragraf yang senyawa dengan isi teks paragraf, Selanjutnya
visi tersebut dijabarkan dalam misi universitas yang meliputi: 1. Penyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan profesional, 2. Mengembangkan
nilai-nilai budaya masyarat, ilmu pengetahuan dan teknologi dengan meningkatkan
penelitian dan pangabdian kepada
masyarat yang. 3. Mengembangkan dan membuka peluang-peluang kerja sama
kerjasama institusional, baik dengan lembaga pemerintah dan swasta 4. Meningkatkan kemampuan instruksional para
dosen guna mempengaruhi daya serap dan kualitas pembelajaran 5. Meningkatkan
pelayanan (exelent service) melalui upaya peningkatkan kualitas manajemen
institutional.
Contoh penulisan angka dalam sutau paragraf yang ditulis
secara berurutan
2.1
Belajar
Belajar merupakan usaha sadar yang sistematis dan terencana
dalam pembentukan kepribadian dan mental anak, untuk mencapai hal tersebut
secara optimal maka ada beberapa unsur antara lain ;
1)
Lingkungan
2)
Kemampuan guru
3)
Media Pembelajaran
4)
Metoda Pembelajaran
5)
Kemampuan siswa
6)
Dan alat evaluasi
12.
Kutipan dan Rujukan
Kutipan adalah penulisan kembali sebagian teks dari suatu
sumber bacaan atau rujukan. Kutipan itu bermacam-macam jenisnya: kutipan
langsung, dan parafrase, teknik pengutipannya berbeda-beda. Rujukan adalah sumber bacaan tempat suatu kutipan atau informasi diperoleh
untuk memperkuat suatu karya ilmiah.
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang diungkapkan dengan
bahasa dan gaya penulis sendiri, sedangkan kutipan langsung adalah
mengungkapkan suatu masalah persis sama dengan sumber aslinya.
Di dalam penulisan kutipan perlu diperhatikan hal-hal
berikut.
a.
Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditempatkan di dalam teks di
antara tanda petik dengan jarak sama dengan jarak baris di dalam teks, yaitu
dua spasi.
Terdapat dua cara menulis
kutipan langsung. Pertama, nama pengarang disebut secara terpadu di dalam teks.
Contoh, Sebagaimana temuan Abubakar dan Anwar (2005 : 71) bahwa “lebih dari 24%
lebih remaja SMA Kota Banda Aceh pernah melakukan prilaku menyimpang beresiko tinggi (juvenile deliquence) seperti menggunakan narkoba, dan 6% lebih diantaranya
sudah pernah melakukan free sex”.
b.
Kutipan langsung lima baris atau lebih ditempatkan di bawah baris
terakhir teks yang mendahuluinya. tipan
itu diketik tanpa tanda petik, dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk tujuh
ketukan dari margin kiri.
Contoh : Sesuai dengan Pendapat Beth B. Hess (1986 ; 57) sebagai berikut ;
The main poin to remember are these ;
1. Culture develope over the time
according to the specific history of the group
2. Culture is learned and transmited
from generation to another. Culture is understood and shere by the members of a
society
3.
The culture of any one group is composed of many elements that
form a relatively unified whole. That is, various culture traits (single item)
and pattern (set of traits) tend to be consistent with one ather. This
consistency is called cultural integration. ........
Dimerengkan karena kutipan tersebut dari
bahasa asing langsung, namun apabila kutipan dari sumber biasa tidak perlu
dimerengkan tetapi penulisannya persis seperti contoh di atas.
c. Kutipan tidak langsung: nama pengarang dapat disebut terpadu dalam teks,
atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitnya. Contoh: Spradley (1997;6) mengemukakan bahwa pengamatan yang dilakukan oleh dua kelompok yang berbeda terhadap suatu kejadian dapat menimbulkan
interpretasi yang berbeda, atau pengamatan
yang dilakukan oleh dua kelompok yang
berbeda terhadap suatu kejadian dapat
menimbufkan interpretasi yang berbeda (Spradley,
1977:6).
d. Jika sumber acuan di dalam bahasa asing, sebaiknya bagian yang dikutip diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia
sebagai kutipan tidak langsung) jika terpaksa
harus dikutip langsung, pernyataan di dalam bahasa asing itu dikutip sesuai
dengan aslinya dan semua unsur bahasa asing itu diberi garis bawah atau diketik
miring (kursif). Pengetikan kutipan
tersebut sama dengan penjelasan (poin b diatas). Contoh,
Bahkan Sutherland dan Cressey (1984 : 43) membanding angka
penyimpang remaja pria dan wanita dengan
15 : 1. artinya dalam lima belas kasus prilaku menyimpang yang ditemukan hanya
satu yang terjadi pada prilaku remaja wanita, terutama dalam masyarakat
tradisional. Hal itu dapat
kita lihat dalam pernyataan mereka berikut:
“Males dominate the world of crime ........... The crime rate for
men greatly in excess of the rate for
women in all nations, all communities a nations in Canada for example the ratio
of male to fameles convicted of serius offenses is about 15:1. the difference
is even greater in traditional societies.”
e. Jika di dalam teks nama pengarang tidak dinyatakan,
dicantumkan nama akhir pengarang dan tahun terbit pustaka yang diacu serta nomor halaman (kalau dikutip pada halaman
tertentu) di dalam kurung pada akhir pernyataan yang dikemukakan sebelum tanda titik akhir
kalimat pernyataan itu. Di antara nama pengarang dan tahun terbit ditempatkan
tanda koma; dan di antara tahun terbit dan nomor halaman ditempatkan tanda
titik dua. Contoh: Dalam penelitian
deskriptif tidak wajib harus ada hipotesis (Sanapiah 1998 : 36 ).
Jika ada dua pengarang, dicantumkan kedua nama akhir
pengarang itu yang dipisahkan dengan kata dan, serta tahun terbitnya.
Jika pengarang lebih dari dua orang, digunakan singkatan dkk. (dan kawan-kawan)
sesudah nama akhir nama pengarang yang pertama.
Kata dan singkatan dkk. tidak digarisbawahi. Contoh, Pergerakan buruh sering
kali diawali oleh tidak terakomudirnya keiginan dan harapannya (Parker, S.R dkk. 1992 : 78). Atau Menuurut Aminuddin dkk. (1978:63), hemoglobin adalah pigmen merah pembawa oksigen pada butir darah
merah.
Jika ada beberapa karya terbitan tahun yang sama dari seseorang pengarang, sebagai pembeda digunakan huruf a,
b, dan c, di
belakang tahun terbit di dalam kurung. Contoh: Selanjutnya, Haris (2001a) berpendapat
bahwa ... Pendapatnya itu diperkuatnya dengan mengatakan bahwa ... (Haris, 2001b).
f.
Jika beberapa sumber informasi
diacu bersama, nama-nama pengarang dan tahun terbit ditempatkan di dalam satu
kurung). Penempatannya mengikuti urutan tahun terbit. Tanda titik koma (;)
memisahkan sumber informasi yang satu dengan yang
lain.
Contoh:
........ pembelajaran bahasa Indonesia masih dianggap bermasalah (Chaer, 1981; Badudu, 1985; Suyono,
1995).
g.
Jika buku rujukan tidak mempunyai
tahun terbit, dituliskan tanpa Tahun di dalam kurung sesudah penyebutan nama
pengarang.
Contoh:
........ dana moneter internasional
(Wardhana, Tanpa tahun: 117)
13. Tabel dan Gambar
Tabel
dimaksudkan untuk menyajikan data dan informasi
dalam bentuk yang lebih ringkas. Gambar
juga merupakan jenis penyajian data atau
informasi dalam bentuk grafik, peta, diagram, sketsa, foto, dan rumus-rumus bidang ilmu tertentu yang kompleks. Tabel atau gambar yang baik dapat mengungkapkan informasi lebih efektif dan
efisien daripada menggunakan serangkaian kalimat.
14. Tabel
Setiap table diberi nomor
urut dengan menggunakan angka Arab dan
diberi tanda titik di belakang nomor tersebut, lalu diikuti dengan judul tabel.
Judul tabel diketik dengan huruf besar, kecuali huruf awalnya dan tidak
diakhiri dengan tanda titik). Apabila judul tabel lebih satu baris di ketik
satu spasi dan dengan gambar tabei jaraknya dua spasi. Penempatan tabel
pada suatu halaman disesuaikan dengan teks tabel dan diupayakan seimbang antara
margin- kiri dan kanan. Tabel juga dapat ditempatkan secara
membujur ataupun melintang terhadap halaman. Sumber dan keterangan lain
yang diperlukan untuk tabel langsung di tulis di
bawah tabel dengan ketikan satu spasi.
Contoh:
Tabet 1. Jumlah Mahasiswa
yang Memilih Program Studi Bahasa
Indonesia FKIP Universitas Serambi Mekkah
Tahun 2003 s/d 2006 berdasarkan Daerah Asal
No.
|
Daerah Asal
|
Tahun Masuk
|
|||
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
||
1.
|
Pidie
|
24
|
19
|
21
|
20
|
2.
|
Aceh Utara
|
29
|
20
|
19
|
23
|
3.
|
Aceh Timur
|
15
|
23
|
19
|
12
|
4.
|
Aceh Barat
|
13
|
14
|
23
|
19
|
5.
|
Aceh Tengah
|
9
|
3
|
10
|
12
|
6.
|
Aceh Selatan
|
7
|
4
|
9
|
9
|
7.
|
Kota
Lhokseumawe
|
10
|
5
|
-
|
8
|
8.
|
Kota Langsa
|
4
|
5
|
3
|
9
|
9.
|
Aceh Besar
|
7
|
6
|
15
|
23
|
10.
|
Banda Aceh
|
5
|
4
|
12
|
35
|
11.
|
Sabang
|
8
|
6
|
11
|
12
|
12.
|
Luar Aceh
|
9
|
2
|
7
|
10
|
Jumlah
|
140
|
111
|
67
|
192
|
Biro Akademik USM 2006
Tabel
diupayakan muat dalam satu halaman. Bila isi tabel tidak mungkin termuat dalam
satu halaman, sisanya diteruskan ke halaman berikutnya, atau dapat juga halaman
tabel itu disambung dengan kertas lain dan dilipat dengan
baik. Atau apabila tabel terlalu panjang maka format pengetikan boleh dirobah
dalam bentuk Landscape.
15. Gambar
Setiap gambar juga diberi nomor urut yang di tulis dengan menggunakan angka Arab, dan dibelakang nomor tidak diberi tanda titik. Judul
gambar diketik dengan huruf kecil (kecuali huruf awal), tidak dicetak tebal,
dan tidak diakhiri dengan titik. Bila judul dan keterangan gambar lebih dari
satu baris, diketik berjarak 1 (satu)
spasi yang dimulai dibawah huruf awal
judul gambar. Bila gambar bukan ciptaan sendiri, sumbernya ditulis di akhir
keterangan gambar.
Penempatan gambar sama dengan penempatan tabel, yakni
ditengah-tengah halaman yang seimbang antara margin
kiri dan margin kanan. Hanya saja judul gambar ditempatkan dibawah gambar.
16. Lampiran
Lampiran merupakan bagian dari sebuah skripsi. Hal-hal yang dimuat dalam lampiran hendaklah yang langsung
berhubungan dengan skripsi. Bila lampiran lebih dari satu, setiap lampiran
diberi nomor urut dengan angka Arab, ditulis
di sudut kiri atas dalam lembaran lampiran yang bersangkutan. Pengetikan judul lampiran sama seperti pengetikan judul tabel
(kecuali lampiran berupa surat keterangan),
yaitu dengan huruf kecil (kecuali huruf awal), dan bila judul lampiran lebih
dari satu baris, baris berikutnya diketik 1 (satu) spasi.
Bentuk lampiran juga bermacam-macam, dapat berupa tabel,
gambar, dan ilustrasi lainnya. Lampiran ditempatkan setelah daftar pustaka, dan
dalam satu halaman dapat dimuat lebih dari satu lampiran. Lampiran yang harus ada dalam sebuah skripsi adalah;
1)
Surat Keterangan Penunjukan
Pembimbing oleh Ketua Jurusan;
2)
Surat Keterangan Izin Melaksanakan
Penelitian /Mengumpulkan Data di lokassi penelitian;
3)
Surat Keterangan Telah Selesai
Melaksanakan Penelitian dari instansi terkait
4)
Daftar Riwayat Hidup.
17.
Daftar Rujukan
Daftar rujukan adalah daftar sumber bacaan suatu karya tulis
ilmiah, yang biasanya dicantumkan pada akhir suatu
karya ilmiah, semua sumber yang dijadikan sebagai pedoman atau yang nama pernah
dirujuk dalam suatu karya ilmiah wajib disebutkan dalam daftar rujukan.
Sumber rujukan suatu karya tulis dapat berupa buku, jumal,
skripsi, tesis, disertasi, majalah, buletin, makalah seminar, surat kabar, bank data,
microfilm, internet, hasil wawancara, foto, atau bahkan komunikasi pribadi melalui
telepon, e-mail, dan sebagainya. Semua
rujukan yang dicantumkan dalam teks
skripsi atau digunakan sebagai pedoman harus dicantumkan di dalam daftar
rujukan atau semua sumber bacaan yang tertera
dalam daftar rujukan dapat ditelusuri atau ditemukan dalam teks skripsi. Oleh
sebab itulah maka judul bagian ini disebut daftar rujukan. Catatan kuliah atau
ceramah tidak dibenarkan sebagai sumber rujukan, kecuali telah dibukukan atau diktat
yang diterbitkan secara resmi. Itupun dianggap
sebagai suatu rujukan yang lemah.
18. Aturan-aturan Penyusun Daftar Pustaka
Penulisan daftar rujukan menganut sistem American Psychological Assosiation (APA). Berikut ini
adalah aturan-aturan yang harus diperhatikan
dalam penyusunan daftar rujukan.
(1)
Daftar rujukan ditempatkan pada
lembar bagian penutup skripsi.
(2)
DAFTAR PUSTAKA diketik dengan huruf
kapital semua, diletakkan di tengah sehingga jarak margin kiri dengan margin kanan seimbang.
(3)
Sumber rujukan yang hendak dicantumkan dalam daftar rujukan disusun
menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaya yang menerbitkan jika tidak ada nama pengarangnya.
(4)
Jarak antara DAFTAR PUSTAKA dengan
baris pertama adalah empat spasi.
(5)
Jika data sumber bacaan lebih dari satu baris, baris-baris berikutnya diketik satu
spasi dan dimulai setelah ketukan delapan dari margin kiri.
(6)
Setiap baris akhir suatu sumber
bacaan diakhiri dengan tanda titik.
(7)
Jarak antara baris akhir suatu
sumber bacaan dengan baris pertama sumber bacaan berikutnya adalah dua spasi.
(8)
Tidak dibenarkan mengubah karakter
(huruf) Latin seperti tanda tanya ( ?) menjadi alfa,
beta, gamma dan lain-lain dari judul asli
sumber rujukan.
19.
Penulisan Sumber Acuan dalam Daftar Rujukan
1)
Buku Sebagai Sumber Acuan
Urutan penyebutan keterangan tentang buku adalah sebagai berikut.
a.
Nama pengarang,
b.
Tahun terbit,
c.
Judul buku,
d.
Tempat terbit, dan
e.
Nama penerbit.
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat
terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diberi tanda titik
dua (:).
Jika yang dicantumkan
bukan nama pengarang, melainkan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyebutan di dalam daftar pustaka
menjadi:
a.
nama lembaga/badan/instansi yang menerbitkan,
b.
tahun terbit,
c.
judul terbitan, dan
d.
tempat terbit.
Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang dan bukan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyajiannnya adalah ,
a.
kata pertama judul buku/karangan,
b.
tahun terbit,
c.
judul buku(karangan (lengkap),
d.
tempat terbit, dan
e.
nama penerbit.
Berikut
penjelasan lebih rinci penulisan tiap-tiap butir tersebut di atas.
a. Penulisan Nama Pengarang
1)
Nama pengarang ditulis selengkap-lengkapnya, tanpa
mencantumkan gelar akademik pengarang yang bersangkutan.
2)
Penulisan nama pengarang dilakukan dengan menyebutkan nama
akhir atau marga lebih dahulu, baru kemudian nama pertama. Nama akhir yang ditulis lebih dahulu itu dipisahkan dengan tanda koma (,) dari nama
pertama yang ditulis di belakang nama
akhir.
Contoh:
James Coleman ----- Coleman, James
Sanapiah Faisal --- Faisal, Sanapiah
Juanita H. William---- William
H., Juanita .
Cara
penulisan nama pengarang seperti itu tidak berlaku bagi nama-nama Tionghoa
karena pada nama Tionghoa unsur nama pertama merupakan nama lamili. Jadi,
nama-nama pengarang Tionghoa di dalam daftar rujukan tidak perlu di balik
urutannya.
Contoh:
The Lian Gie
Lie Tie Gwan
Atap Seng
Nama The Lian Gie ditempatkan di dalam urutan huruf T dan nama Lie Tie Gwan ditempatkan di dalam urutan huruf L.
3)
Jika di dalam buku yang diacu itu yang tercantum
nama editor, penulisannya dilakukan
dengan menambahkan singkatan (Ed.)
dibetakang nama. Singkatan (Eds.) digunakan jika editornya lebih dari satu.
Singkatan Ed. atau Eds. diawali dengan
huruf kapital dan diakhiri dengan titik, ditempatkan di dalam tanda kurung
dengan jarak satu ketukan dari nama editor.
Contoh:
Letheridge, S. and
Cannon, C.R. (Eds.). 1980. Bilingual Educahon: Teaching English
as a Second Language. New York: Preager.
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan
Peneliban Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: HISKI Komisariat Malang.
4)
Jika pengarang terdiri dari dua
orang, nama pengarang pertama ditulis sesuai dengan ketentuan butir 2), yaitu dituliskan nama akhir lebih dahulu, sedangkan
nama pengarang kedua dituliskan menurut urutan biasa. Di arttara kedua nama
pengarang itu digunakan kata penghubung dan
(tidak digarisbawahi).
Contoh:
Beuransah, Banta dan Abdulfah Rani
5)
Jika pengarang
terdiri dari tiga orang atau lebih, dituliskan nama pengarang pertama saja
sesuai dengan ketentuan butir 2) lalu ditambahkan
singkatan dkk. (bentuk lengkapnya adalah dan
kawan-kawan) dan tidak digarisbawahi.
Contoh :
Kadir, Abdul dkk.
6)
Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis
oleh seorang pengarang, nama pengarang disebutkan sekali saja pada buku yang
disebut pertama, sedangkan untuk selanjutnya
cukup di buat strep sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri dengan tanda titik dan dilanjutkan dengan
tahun dan seterusnya
Contoh: Hassan, Fuad
----------
b.
Penulisan Tahun
Terbit
1)
Penulisan tahun terbit dituliskan sesudah nama pengarang
dan dibubuhkan tanda titik sesudah tahun terbit.
Contoh: Aminuddin (Ed.). 1990.
2)
Jika beberapa buku yang dijadikan bahan
pustaka ditulis oleh seorang pengarang dan diterbitkan di dalam tahun yang
sama, penempatan urutannya didasarkan pada
urutan abjad judul bukunya. kriteria pembedaannya adalah tahun terbit, yaitu
dibubuhkan huruf a, b, dan c sesudah tahun terbit, tanpa jarak. Contoh:
Hassan, Fuad. 1982a
----------- 1982b
3)
Jika beberapa buku yang dijadikan bahan
rujukan itu ditulis oleh seorang pengarang, tetapi tahun terbitnya berbeda,
penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan
urutan berdasarkan urutan terbitan (dari yang paling lama sampai yang paling
baru).
4)
Jika buku yang dijadikan bahan rujukan itu tidak menyebutkan tahun
terbitnya, di dalam penyusunan daftar pustaka disebut Tanpa Tahun. Kedua kata ini diawali dengan huruf kapital dan tidak digarisbawahi.
Contoh:
Johan. Tanpa Tahun.
Amin, Muhammad. Tanpa Tahun.
c. Judul Buku
1)
Judul buku
ditempatkan sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah tiap-tiap katanya atau
diketik miring (kursif).
Judul ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata yang bukan kata tugas seperti di, ke, dari, pada, dari pada, uniuk,
bagi, dan, yang, dengan, yang tidak
terietak pada posisi awal. Di belakang judul ditempatkan tanda titik.
Contoh:
Bogdan Robert, C. 1998. Qualitative Research for Education : an intruduction to theory and
Methods. Boston, London, Sydney and
Toronto: Allyn and Bacon Inc.
Debert Miller, C. 1980. Handbook of Research Design and Social
Measurement, New York : David McKay
Company, Inc.
Setiarso, Bambang. 1997. Penerapan Teknologi Informasi dalam Sistem
Dokumentasi dan Perpustakaan. Surabaya: Erlangga.
2)
Laporan Penelitian, disertasi,
tesis, skripsi, atau artikel yang belum
diterbitkan atau dipublikasikan, di dalam daftar pustaka ditulis dengan diawali
dan diakhiri tanda petik. jadi yang dicetak
miring untuk sumber tersebut adalah nama
majalah, laporan, jurnal, skripsi, tesis, disertasi dan makalah.
Contoh:
Abubakar dan Suwaibatul Islamiyah, 2007. Implimentasi
Peran dan Fungsi Komite Madrasah dalam Mewujudkan Kemandirian dan Otonomi
Pendidikan Daerah”. Laporan
Penelitian Dikti tidak diterbitkan. Banda Aceh: LP2M Universitas Serambi Mekkah.
3)
Unsur-unsur keterangan, seperti
jilid dan edisi, ditempatkan sesudah judul. Penulisan keterangan itu ditulis
dengan huruf kapital pada awal kata, kecuali kata tugas dan diakhiri dengan
titik.
Contoh:
Hess, Beth. B.
1987. Sociology. Second Edition.
London: Macmillan Publishing Company.
Tirtarahardja,
Umar dan La Sula. 2003. Pengantar
Pendidikan, Edisi Kedua. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
4)
Jika sumber acuan merupakan karya
terjemahan tanpa tahun buku sumbernya, maka sumber pustaka seperti itu dapat
seperti contoh berikut :
Zeitlin.
Irving M. 1995. Memahami Kembali
Sosiologi, Kritik Terhadap Teori Sosiologi Kontempore. Penerjemah Anshori dan Juhanda. Dari Rethinking Sociology, A Critique of
Contemporary Theory (Tanpa Tahun). Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Parker, S.R dkk. 1992. Sosiologi
Industri. Alih Bahasa oleh G. Kartasapoetra, dari The Sociology of Industry, (Tanpa
tahun). Jakarta : PT. Reneka Cipta.
5) Jika sumber acuan merupakan karya
terjemahan yang ada tahun buku sumbernya, maka sumber pustaka seperti itu dapat
seperti contoh berikut :
Yusuf Qardhawi (asli
1991) Bagaimana Memahami Syari’at Islam.
Terjemahan oleh Nabhani Idris dari Madkhal
Li Diraasat asy-Syari’ah al-Islamiyah, Tahun
1991. Jakarta
: Islamuna Press.
d.
Tempat Terbit dan Nama Penerbit
1)
Tempat terbit sumber rujukan/acuan,
baik buku maupun rujukan lainnya ditempatkan sesudah judul atau keterangan
judul (misalnya: edisi, jilid). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit
dengan dipisahkan oleh tanda titik dua dari tempat terbit dengan jarak satu
ketukan.
2)
Sesudah penyebutan nama penerbit
ditempatkan tanda titik.
3)
Apabila buku rujukan tanpa nama
pengarang dan ditulis atas nama lembaga, maka penulisan rujukan tersebut adalah
sebagai berikut :
Contoh:
Anonimous. 2001. Peraturan Daerah
Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh : Dinas Informasi dan
Komunikasi Daerah Istimewa Aceh.
Atau :
Biro Pusat Statistik. 1993. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta : BPS.
2) Jika Sumber Acuan adalah Artikel
Majalah atau Koran
Jika sumber acuannya berasal dari
artikel dalam majalah atau koran, maka pola penyusunan daftar pustaka
berdasarkan urutan berikut:
a.
nama pengarang,
b.
tahun terbit,
c.
judul artikel,
d.
nama majalah,
e.
terbitan ke berapa (kalau ada),
f.
nomor majalah atau bulan terbitan,
g.
nomor halaman,
Tiap-tiap penyebutan keterangan nama
pengarang, tahun terbit, dan judul artikel diakhiri dengan titik. Nama majalah
dan tahun terbitan dipisahkan oleh satu ketukan, sedangkan nomor majalah
ditempatkan di dalam tanda kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik
dua dari nomor majalah.
Contoh:
Syahkubat. 2006. Profesionalisme Mengajar Guru suatu Tinjauan Teoritis dan Prktik.
Jurnal Kependidikan Metologika FKIP Univ. Pasundan Bandung. Volume 6. (1),
Januari 2003 : 12-20.
3) Jika sumber acuan berasal dari
artikel dalam surat kabar, urutan penyebutan keterangannya adalah sebagai berikut:
a.
nama pengarang,
b.
tahun terbit.
c.
judul artikel,
d.
nama surat kabar,
e.
tanggal terbit.
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali
penyebutan nama surat kabar, diakhiri dengan tanda titik. Nama surat kabar dan
tanggal terbit dipisahkan oleh tanda koma.
Contoh:
Hasibuan, Rafli. 1989. 15% Prilaku Remaja SMA Sumatera Utara telah melakukan Hubungan Free Sex. Waspada, 1 Maret
2007.
4) Antologi sebagai
Sumber Acuan
Urutan penyebutan keterangan tentang karangan di dalam
antologi adalah sebagai berikut:
a.
nama pengarang,
b.
tahun terbit pengarang,,.
c.
judul karangan,
d.
nama penghimpun/editor,
e.
tahun terbit antologi,
f.
judul antologi,
g.
nomor halaman,
h.
tempat terbit
Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat
terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diletakkan tanda
titik dua. Penjelasan nama pengarang buku, tempat buku, nama penerbit berlaku
juga bagi pengarang karangan di dalam antologi. (periksa ketentuan mengenai
buku sebagai sumber acuan).
Contoh:
Kartodirdjo, Sartono. 1977. " Metode
Penggunaan Bahan Dokumen"
Dalam Kontjaraningrat (Ed.) 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Hlm. 67-92. Jakarta: Gramedia.
20. Kata Pengantar
Dalam kata pengantar sebuah skripsi berisikan puji syukur
kepada Allah SWT dan selawat kepada Rasulullah SAW. Serta terimakasih kepada
pembimbing dan pihak-pihak yang dirasa perlu yang menyukseskan pembuatan skripsi baik selama persiapan,
pelaksanaan atau telah membantu penulis
selama pendidikan.
Tulisan KATA PENGANTAR
ditulis dengan huruf besar, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda
titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks
tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada bagian akhir teks (di
pojok kanan bawah) dicantumkan nama penulis dan ditandatangani.
21.
Abstrak
Abstrak adalah penyajian isi suatu karya ilmiah secara padat
dan singkat atau sering disebut rangkumam isi suatu skripsi, paling tidak
memuat permasalahan yang diteliti tujuan, metodologi dan hasil penelitian.
Panjang abstrak tidak lebih satu halaman atau antara 250-300 kata yang diketik
berjarak satu spasi.
22. Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi hendaknya disajikan secara naratif
dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (bukan menggunakan kata saya atau
kamu. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat
hidup adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat
pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi
ataupun pada waktu belajar di sekolah dasar dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/isteri
dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi).
23. Pengesahan
Skripsi
1. Skripsi dianggap sah apabila telah dipertanggung jawabkan
dihapan Tim Penguji sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan di atas
2. Telah disahkan oleh ke dua pembimbing, diketahui oleh
Ketua Prodi/Jurusan dan disahkan oleh Dekan fakultas (Form lembaran pengesahan
terlampir)
3. Telah disahkan oleh Tim Penguji dan diketahui oleh Ketua
Prodi/Jurusan (Form Pengesahan Tim Penguji Terlampir).
23. Sanksi – Sanksi dan Pelanggaran Penulisan
Skripsi
A. Pelanggaran
Berat Mahasiswa
1. Mengambil sebagian atau keseluruhan skripsi
orang lain secara utuh untuk diadopsi menjadi karya sendiri dengan tidak
menyebutkan sumber aslinya
2. Membeli
skripsi yang dibuat oleh orang lain dengan sejumlah harga tertentu tanpa
terlibat dalam berbagai hal untuk kesempurnaan penyelesaian skripsinya.
3. Memalsukan salah satu atau ke dua tanda
tangan pembimbing untuk mempercepat penyelesaiannya.
4.
Memalsukan tanda tangan tim penguji dan pimpinan fakultas.
Sanksi Pelanggaran Berat
Pemberian sanksi terhadap berbagai pelanggaran berat dilakukan
berdasarkan evaluasi dan musyawarah seluruh elemen yang terlibat yang dipimpin
oleh Ketua Program Studi/Jurusan setelah berkoordinasi dengan pimpinan fakultas.
Sanksi – sanksi yang dapat diberikan
antara lain :
a.
Menunda sidang dalam jangka waktu tertentu, dengan
mewajibkan memperbaiki pemalsuan/pelanggaran tersebut sebagaimana
mestinya.
b.
Menunda yudisium dalam jangka waktu tertentu, dengan
mewajibkan memperbaiki
pemalsuan/pelanggaran tersebut sebagaimana mestinya
c.
Menunda proses pembuatan ijazah dalam jangka waktu
tertentu, dengan mewajibkan memperbaiki
pemalsuan/pelanggaran tersebut sebagaimana mestinya.
d.
Tidak berhasilnya ujian sarjana dan wajib mengikuti
ujian ulang sebagaimana biasanya, meskipun tidak wajib membayar lagi biaya
sidang.
B.
Pelanggaran Pembimbing
1. Membuat skripsi mahasiswa dengan meminta imbalan dalam
jumlah tertentu tanpa mengindahkan etika profesi
2. Menghambat proses bimbingan dengan berbagai alasan dan
tidak terkait dengan kepentingan akademik
3. Tidak menghadiri ujian sarjana terhadap mahasiswa yang
di bimbingnnya.
4. Menandatangani skripsi mahasiswa tanpa mempelajari
terlebih dahulu, baik kesesuaian isi, persyaratan dan dokumen penelitian
lainnya.
Sanksi
Pelanggaran Pembimbing
Penentuan pembimbing adalah wewenang
Ketua Prodi/Jurusan yang diperlukan
ketelitian dan kecermatan dalam mengajukan nama pembimbing yang sesuai dengan permasalahan
yang sedang dikaji oleh mahasiswa. Usulan pembimbing semata-mata didasarkan
pada kesesuaian pembimbing tersebut dengan masalah yang ditulis mahasiswa. Oleh
sebab itu pembimbing boleh saja diambil diluar program studi yang bersangkutan.
Namun
dalam pelaksanaan bimbingan mungkin saja berbagai pelanggaran di atas dapat
terjadi, maka sanksi – sanksi yang diberikan lebih mengarah kepada sanksi-sanksi yang dapat mendidik dan
menegakkan moralitas sebagai seorang
dosen, dengan berkonsultasi terlibih dahulu dengan pimpinan fakultas. Sanksi –
sanksi tersebut dapat berupa misalnya dengan mengurangi keterlibatannya sebagai
pembimbing dan penguji.
C. Upaya
Pencegahan Penyimpangan Penulisan Skripsi
1.
Penjualan
skripsi adalah haram hukumnya, karena termasuk dalam katagori pembodohan, baik
bagi si mahasiswa maupun pembuatnya, oleh sebab itu Ka. Prodi dan Pihak terkait
dapat mensosialisasi kepada semua pihak untuk mengeliminir penyimpangan ini.
2.
Pembimbing
yang telah ditunjuk harus berpartisipasi aktif membimbing mahasiswa yang
memiliki keterbatasan dalam penulisan skripsi dengan penuh tanggungjawab sesuai
dengan etika keilmuan dan profesionalitas.
0 komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar teman , karena negara ini bebas berpendapat namun adakala peraturan nya yaitu sopan dan tidak mengandung sara , terimakasih atas partisipasinya :)