Laporan praktikum tanaman pepaya



BAB I
PENDAHULUAN
             1.1. Latar Belakang
pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif dan iireversible, berlangsung selama masa pertumbuhan setiap organisme. Perubahan kuatitatif paling nyatadiukur dari pertambahan biomassa kering tubuh organisma. Proses ini diawali dari pertambahan substansi, pembelahan sel (mitosis), perbedasan dan perpanjangan sel. Sedangkan perkembangan lebih dicirikan oleh adanya proses perubahan yang bersifat kualitatif , oleh adanya proses deferensiasi dan spesialisasi. Proses pertumbuhan dan perkembangan diatur oleh DNA inti, yang mengendalikan semua proses fisiologi-biokemis di dalam sel. Pada proses tumbuh lebih menonjol proses- proses sintetik membangun struktur tubuh.
Sedangkan proses perkembangan diatur melalui pengendalian ekspresi gen yang terkait langsung dengan produksi enzim yang akan mengarahkan proses deferensiasi dan spesialisasijaringan. Proses tumbuh suatu tumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah faktor nutrisi, hormon, umur jaringan dan berbagai kondisi lingkungan eksternalnya seperti suhu, kelembaban, konsentrasi gas-gas, pencahayaan, kecepatan angin,air dsb. Faktor-faktor yang terkait langsung dengan produktivitas tumbuhan akan berpengaruh pada laju pertumbuhannya
Begitu juga dengan Tanaman pepaya juga merupakan tanaman yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap air. Oleh karena itu, dalam budidaya tanaman pepaya, faktor air sangat berperan penting agar pertumbuhan pepaya optimal. Jadi, faktor pemberian air terhadap pertumbuhan pepaya merupakan faktor yang penting.
Faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat penting. Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air, karena air adalah matrik dari kehidupan, bahkan makhluk lain akan punah tanpa air.
Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma sel. Di samping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilate hasil proses ini kebagian-bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomase tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Crafts et al : 1949; Dwidjoseputro, 1984).
Kramer menjelaskan tentang betapa pentingnya air bagi tumbuh-tumbuhan; yakni air merupakan bagian dari protoplasma (85-90% dari berat keseluruhan bahagian hijau tumbuh-tumbuhan (jaringan yang sedang tumbuh) adalah air.
Selanjutnnya dikatakan bahwa air merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak ke dalam tumbuh-tumbuhan, melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuka dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan (Ismal, 1979).
Kekurangan air (water deficit) akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses-proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus, maka akibat yang terlihat, misalnya tanaman kerdil, layu, produksi rendah, kualitas turun dan sebagainya (Craft et al, 1949; Kramer, 1969).
Menurut Clogh dan Milthorpe (1975), pengaruh kekurangan air pada tanaman dapat dijelaskan yaitu sejak bermulanya pembentukan daun, luas daun dan jumlahnya maupun terhadap perkembangan luas sel-sel palisade pada daun-daun yang sedang mulai berkembang sampai dengan periode pertumbuhan. Selanjutnya, bahwa laju pembentukan daun pada tanaman yang kebutuhan airnya terpenuhi adalah konstan setiap saat bila dibandingkan dengan yang mengalami kekurangan air proses reduksinya sangat cepat.
Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus menerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati.
Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesa, karena turgiditas sel penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup (Lakitan, 1995). Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada akhirnya akan mengurangi laju fotosintesa (Goldsworthy dan Fisher, 1992).
Tanaman kekurangan air dapat mengakibatkan kematian, sebaliknya kelebihan air dapat menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman, disebabkan kurangnya udara pada tanah yang tergenang (Purwowidodo, 1983).
Kebutuhan air perlu mendapat perhatian, karena pemberian air yang terlalu banyak akan mengakibatkan padatnya permukaan tanah, terjadinya pencucian unsur hara, dan dapat pula terjadi erosi aliran permukaan dan erosi percikan. Erosi ini bila curah hujan tinggi dan penyiraman yang banyak pada musim kemarau.
Kebutuhan air bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca (Fitter dan Hay, 1994).
Dari Hasil penelitian pada tahun 2003 yang dilakukan oleh Noorhadi dan Sudadi Mahasiswa dari Fakultas Pertanian UNS Surakarta yang berjudul “Kajian Pemberian Air Dan Mulsa Terhadap Iklim Mikro Pada Tanaman Cabai Di Tanah Entisol” menunjukkan bahwa perlakuan volume pemberian air berpengaruh sangat nyata terhadap penurunan suhu udara, peningkatan kelembaban tanah dan udara, peningkatan tinggi tanaman serta memperlebar luas daun.
1.2. . Tujuan
a.       Mengamati pertumbuhan dan perkembangan tanaman pepaya
b.      Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman pepaya dari biji sampai menjadi tumbuhan yang sempurna (tumbuh akar, batang, daun)
c.       Mengetahui faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan tanaman pepaya



BAB II
METODE PRAKTIKUM
            2.1.  Alat Dan Bahan
                    Alat :
·         Media tanam (polibek)
·         Sekop
·         Ember
                    Bahan :
·         Tanah
·         Pupuk kompos
·         Arang sekam
·         Biji pepaya
2.2. Prosedur kerja
1.   Siapkan alat dan bahan
2.   Untuk hasil yang maksimal Jemur terlebih dahulu biji pepaya sampai kering
3.   Campurkan tanah, pupuk kompos dan arang sekam di dalam ember yang telah disediakan dengan perbandingan 1:1:1, kemudian aduk dengan sekop hingga semua tercampur rata
4.   Kemudian masukkan campuran tadi ke dalam masing-masing polibek
5.   Lalu tanam biji pepaya yang sudah kering tadi di dalam polibek dengan kedalaman 5 cm dari permukaan tanah
6.   Setelah biji tertanam lalu siram dengan air secukupnya
7.   Amati pertumbuhannya dan lakukanlah perawatan dengan cara menyiramnya setiap hari atau 2 hari sekali




2.3. hasil pengamatan
         Penanaman dimulai tanggal 23 maret 2013
POLIBEK
TANGGAL
Minggu
ke-2

Minggu
ke-4

Minggu
ke-6

Minggu
ke-8

Minggu
ke-10

Minggu
ke-12

6/4/2013
20/4/2013
4/5/2013
18/5/2013
1/6/2013
15/6/2013
1
Muncul tunas
2 cm
4 cm
10cm
19cm
25cm
2
Belum ada
Muncul tunas
3 cm
5 cm
8 cm
15 cm
3
Muncul tunas
5 cm
8
13
18 cm
24 cm
4
Belum ada perubahan
Muncul tunas
6 cm
mati
mati
mati
5
Belum ada perubahan
Muncul tunas
6 cm
8 cm
10
11 cm
6
Muncul tunas
4 cm
7 cm
10 cm
18
25 cm
7
Belum ada perubahan
Muncul tunas
mati
mati
mati
mati
8
Belum ada perubahan
Belum ada perubahan
Muncul tunas
5 cm
10 cm
13 cm
9
Belum ada perubahan
Muncul tunas
2 cm
4 cm
3 cm
6,5 cm
10
Belum ada perubahan
Belum ada perubahan
Muncul tunas
1 cm
2 cm
5 cm




2.4. Pembahasan
A.                Tanaman pepaya
Pepaya (Carica papaya L) termasuk tanaman perdu dengan tinggi tanaman kurang lebih 10 m. Bentuk batak silindris, tidak berkayu, memiliki rongga, dan berwarna putih kotor. Bentuk daun tunggal, bulat dengan ujung runcing dan pangkal bertoreh, tepi daun bergerigi, dan berdiameter 25 – 75 cm, pertulangan menjari, dengan panjang pangkal tangkai 25 – 100 cm dan berwarna hijau.
Bunga pepaya termasuk jenis bunga tunggal, berbentuk seperti bintang, berumah dua, dan bunga terdapat pada ketiak daun. Bunga jantan terletak pada landan yang serupa malai, kelopak kecil, kepala sari berlangkai pendek atau duduk, berwarna kuning, dan mahkota berbentuk terompet, dengan tepi bertaju lima, bertabung panjang, dan berwarna putih kekuningan. Bunga betina berdiri sendiri, mahkota lepas, kepala putik berjumlah lima, dangkal buah beruang satu dengan warna putih kekuningan.
Buah pepaya termasuk dalam buah buni, berbentuk bulat memanjang, berdaging, dan ketika masih muda berwarna hijau muda, tetapi setelah tua berwarna jingga tua. Biji dari pepaya terdapat di dalam buah, berbentuk bulat panjang dan kecil, bagian luar dibungkus selaput yang berisi cairan, masih muda berwarna putih, tetapi setelah tua berwarna putih kekuningan.
Akar dari pepaya berbentuk akar tunggang, dengan percabangan yang banyak, berbentuk bulat, dan berwarna putih kekuningan.
Pepaya jantan memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga jantan ialah putih/bakal buah yang rundimeter yang tidak berkepala, benang sari tersusun dengan sempurna.
Pepaya betina memiliki bunga majemuk artinya pada satu tangkai bunga terdapat beberapa bunga. Tangkai bunga sangat pendek dan terdapat bunga betina kecil dan besar. Bunga yang besar akan menjadi buah. Memiliki bakal buah yang sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari, biasanya terus berbunga sepanjang tahun.
Pepaya sempurna memiliki bunga yang sempurna susunannya, bakal buah dan benang sari dapat melakukan penyerbukan sendiri maka dapat ditanam sendirian. Terdapat 3 jenis pepaya sempurna, yaitu:
1. Berbenang sari 5 dan bakal buah bulat.
2. Berbenang sari 10 dan bakal buah lonjong.
3. Berbenang sari 2 - 10 dan bakal buah mengkerut.
Klasifikasi dari tanaman pepaya (Carica papaya L) adalah sebagai berikut :
Kerajaan :
Plantae
Divisio      :
Magnoliophyta
Kelas        :
Magnoliopsida
Ordo        :
Brassicales
Family     :
Caricaceae
Genus     :
Carica
Spesies    :
Carica papaya L

B.     Faktor pertumbuhan dan perkembangan  tanaman pepaya
Faktor tumbuh untuk tanaman pepaya (Carica papaya) meliputi beberapa hal, diantaranya yaitu : iklim, media tanam, dan ketinggian tempat.
1. Iklim
a. Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga. Angin yang tidak terlalu kencang sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman.
b. Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000- 2000 mm/tahun.
c.   Suhu udara optimum 22-26 oC.
d.   Kelembaban udara sekitar 40%.

2. Media tanam
a. Tanah yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur dan banyak mengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan gembur.
b. Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6-7.
c.  Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanaman ini. Air menggenang dapat mengundang penyakit jamur perusak akar hingga tanaman layu (mati). Apabila kekeringan air, nama tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok. Tinggi air yang ideal tidak lebih dalam daripada 50–150 cm dari permukaan tanah.
3. Ketinggian tempat
Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m–1000 m dpl.
4. Air
Air merupakan salah satu unsur disamping nutrisi yang diperlukan untuk perbesaran atau perluasan sel, akan mempengaruhi perbesaran luas daun. Semakin meningkatnya luas daun, akan semakin luas pula tajuk tanaman. Tajuk tanaman yang lebar akan meningkatkan luas naungan, dimana naungan akan memacu kerja auksin yang berfungsi untuk perpanjangan sel. Dalam hal ini auksin akan menambah tinggi tanaman. Gardner et al (1991) menambahkan bahwa nutrisi mineral dan ketersediaan air mempengaruhi pertumbuhan ruas, terutama oleh perluasan sel, seperti pada organ vegetatif atau organ pembuahan. Nitrogen dan air, khususnya meningkatkan tinggi tanaman, tetapi pengaruh itu kompleks karena ukuran daun yang lebih besar akan mengakibatkan penaungan yang lebih banyak. Penaungan cenderung meningkatkan kandunngan auksin yang dapat mempengaruhi panjang ruas. Auksin merupakan istilah genetik untuk substansi pertumbuhan yang khususnya merangsang perpanjangan sel. Auksin diproduksi dalam jaringan meristematik yang aktif (tunas, daun muda dan buah).
Jumlah daun dipengaruhi oleh genotipe tanaman itu sendiri atau jumlah daun merupakan ciri-ciri botanis dari suatu tanaman. Hal ini dijelaskan oleh Gardner et al (1991) bahwa jumlah bakal daun yang terdapat pada embrio biji yang masak merupakan karakteristik spesies. Jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan.
Air merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan untuk perluasan sel-sel. Selama masa pertumbuhan vegetatif, air dibutuhkan selain unsur hara untuk meningkatkan luas daun. Hal ini didukung oleh Gardner et al (1991) bahwa nutrisi mineral dan ketersediaan air mempengaruhi pertumbuhan ruas, terutama oleh perluasan sel, seperti pada organ vegetatif atau organ perbuahan. Pengaruh kekurangan air selama tingkat vegetatif ialah berkembangnya daun-daun yang lebih kecil, yang dapat berakibat kurangnya penyerapan cahaya oleh tanaman budidaya tersebut pada saat dewasa.
Dalam fisiologi tumbuhan air merupakan hal yang sangat penting, Jackson (1977) berpendapat, peranan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu :
1.      Air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah (Kramer dan Kozlowsksi, 1960).
2.      Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis.
3.      Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia (Kramer dan Kozlowski, 1960).
4.       Air digunakan untuk memelihara tekanan turgor.
5.       Sebagai pendorong pross respirasi, sehingga penyediaan tenaga meningkat dan tenaga ini digunakan untuk pertumbuhan.
6.       Secara tidak langsung dapat memelihara suhu tanaman.
Kekurangan air akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil, perkembangannya menjadi abnormal. Kekurangan yang terjadi terus menerus selama periode pertumbuhan akan menyebabkan tanaman tersebut menderita dan kemudian mati. Sedang tanda-tanda pertama yang terlihat ialah layunya daun-daun. Peristiwa kelayuan ini disebabkan karena penyerapan air tidak dapat mengimbangi kecepatan penguapan air dari tanaman. Jika proses tranpirasi ini cukup besar dan penyerapan air tidak dapat mengimbanginyha, maka tanaman tersebut akan mengalami kelayuan sementara (transcient wilting), sedang tanaman akan mengalami kelayuan tetap, apabila keadaan air dalam tanah telah mencapai permanent wilting percentage. Tanaman dalam keadaan ini sudah sulit untuk disembuhkan karena sebagaian besar sel-selnya telah mengalami plasmolisia (Dwidjoseputro, 1984).
Tanaman pepaya bila kelebihan air atau akar terlalu lama tergenang air, dapat mengakibatkan akar akan membusuk dan tanaman layu, dan pada akhirnya akan dapat mengakibatkan kematian. Demikian pula sebaliknya, bila kekurangan air, pepaya tidak dapat tumbuh dengan sempurna, dan dapat mengakibatkan tanaman layu dan mati.
Jadi, sebaiknya tanaman pepaya dibudidayakan pada daerah yang tidak degenangai oleh air, seperti pada areal persawahan, dan daerah yang sering terkena banjir. Tetapi perlu diingat, bahwa tanaman pepaya juga tidak baik tumbuh di areal yang tandus dan gersang, jadi pilihlah lahan yang tidak digenangi air dan tidak tandus dan gersang.

BAB III
PENUTUP
3.1. kesimpulan
Proses tumbuh suatu tumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah faktor nutrisi, hormon, umur jaringan dan berbagai kondisi lingkungan eksternalnya seperti suhu, kelembaban, konsentrasi gas-gas, pencahayaan, kecepatan angin,air dsb. Faktor-faktor yang terkait langsung dengan produktivitas tumbuhan akan berpengaruh pada laju pertumbuhannya

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar teman , karena negara ini bebas berpendapat namun adakala peraturan nya yaitu sopan dan tidak mengandung sara , terimakasih atas partisipasinya :)

 

leave me alone please don't cry Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea