REPTILIA



Ciri Umum Reptilia
Reptilia (dalam bahasa latin, reptil = melata) memiliki kulit bersisik yang terbuat dari zat tanduk (keratin). Sisik berfungsi mencegah kekeringan. Ciri lain yang dimiliki oleh sebagian besar reptil adalah anggota tubuh berjari lima, bernapas dengan paru-paru, jantung beruang tiga atau empat, menggunakan energi lingkungan untuk mengatur suhu tubuhnya sehingga tergolong hewan eksoterm, fertilisasi secara internal, menghasilkan telur sehingga tergolong ovipar dengan telur amniotik bercangkang.
Reptilia tersebar baik di daerah teropis maupun daerah subtropis. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptile menempati macam-macam habitat. Phyton misalnya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai. Penyu terbesar teradapat dilaut dan kura-kura darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terrestrial, tetapii ada yang menempati karang-karang atau pohon.
Karakteristik reptilia secara umum memiliki :
1.  Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau kuku, dan kelenjar dipermuakaan hanya sedikit.
2.  Memiliki dua pasang anggota badan, masing-masing dengan lima jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
3.  Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga oksipital.
4.  Jantung terdiri dari empat ruang yang belum terpisah sempurna, dua serambi dan vertikel yang sebagian saling terpisah, satu pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkaf dengan inti.
5.  Resppirasi dengan paru-paru, pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
6.  Terdapat 12 pasang saraf cranial.
7.  Suhu tubuh berubah-ubah bergantung suhu lingkungan (poikilothermis).
8.  Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi, telurnya besar mengandung kuning telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit, biasanya telur ditetaskan tetapi pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang didalam tubuh betina.
Hewan Reptilia lebih maju dibanding amphibi karena memiliki diantaranya:
1.    Penutup tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat.
2.    Anggota tubuh memungkinkan hewan untuk berlari.
3.    Pemisahan darah bersih dan kotor di jantung.
4.    Skeleton terdiri dari tulang sejati.
5.    Telur dilengkapi dengan membran dan cangkang sebagai pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di darat.
Ukuran
Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai berukuran besar. Dari Reptilia yang ada pada masa sekarang, anaconda di Amerika Serikat dapat tumbuh sampai 990 cm, komodo (varanus komodoensis) memiliki panjang tubuh 285 cm. Beberapa jenis kura-kura darat dari pulau Galapagos mencapai panjang 120 cm. Buaya yang ditemukan tahun 1821 di Luzzon Philipina mencapai panjang 610 cm. Ular Laptotyphlops dari Siria berukuran seperti jarum renda, dan ada pula kadal Lepidoblepharis dari Panama yang panjangnya 5 cm. sebagian besar di Amerika Utara berukuran 20 120 cm, dan kadal dengan panjang di bawah 30 cm.
Struktur Morfologi
Morfologi Reptilia meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh, dan ekor, angggota tubuh berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya dilengkapi cakar dan begitupun ada juga sebagaian subordo yang lain yang tidak memiliki jari. Mulutnya yang panjang dilengkapi dengan gigi. Buaya mialnya di dekat ujung moncong terdapat dua lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan kelopak atas dan bawah, serta membrane nictatin transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak mata, telinga berukuran kecil terletak dibelakang mata. Anus terletak longitudinal dibelakang pangkal kaki belakang.
Penutup Tubuh
Semua Reptilia memiliki kulit yang kering yang terdiri dari epidermis berlapis dan dermis kompleks. Epidermis menghasilkan beberapa lapisan sel yang tumbuh kearah luar. Mengalami kornifikasi dan menutup seluruh bagian tubuh. Sel-sel epidermis saling melekat dengan kuat sehingga tahan terhadap gangguan mekanik. Lapisan dermis terdiri dari jaringan ikat dan mengandung pigmen, pembuluh darah dan saraf, pada jenis tertentu dilengkapi dengan tulang dermal. Serat jaringan ikat berupa lapisan kuat yang membatasi permukaan, saling menumpuk membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu tubuh. Selain itu terdapat serat yang lebih halus yang melekatkan dermis ke lapisan epidermis. Struktur dermis dan epidermis seperti ini memberikan kekuatan mekanis yang sifatnya elastis sehingga kulit dapat meregang, seperti yang diperlukan ular jika menelan mangsa yang besar.
Ular dan kadal mengalami pergantian kulit 2-6 kali dalam setahun. Pada pergantian kulit, lapisan epidermis luar yang mengalami kornifikasi terlepas dan digantikan. Sebelumnya, sel epidermal menghasilkan kutikula dibawah lapisan yang akan lepas. Kemudian dihasilkan secret diantara lapisan baru dan lama, sehingga sel-sel di bagian bawah lapisan epidermis yang akan melepas melarut, dan epidermis lama menjadi longgar. Pada ular, secret yang dihasilkan menutupi kutikula di bagian mata sehingga dapat mempengaruhi pandangan. Pada ular dan beberapa jenis kadal, selongsong kulit terlepas secara utuh, tetapi ada juga kadal yang melepaskan kulitnya dalam beberapa potongan. Ujung ekor rattlesnake mengalami kornifikasi lebhi serta tidak terlepas pada saat ganti kulit. Kura-kura dan buaya tidak mengalami pergantian kulit, tapi permukaan luarnya dapat terlepas.
Skeleton
Tengkorak buaya meliputi moncong yang panjang, dan sejumlah tulang. Rahang bawah memanjang sampai ke batas posterior tengkorak. Di bagian ventral cranium terdapat tulang palatal keras, tepat diatas saluran pernafasan. Kolom vertebra terdiri lima tipe vertebra, yaitu 9 sevical, 10 toraks, 5 lumbar, 2 sacral, dan sekitar 39 caudal. Pada vertebra servical terdapat rusuk servical bebas. Vertebra toraks dan sternum dihubungkan oleh rusuk toraks yang mengandung kartilago pada bagian ventral. Diantara sternum dan tulang pubis terdapat tujuh pasang rusuk abdominal berbentuk V.
Sistem Otot
jika dibandingkan dengan katak, otot buaya lebih variatif untuk membantu pergerakan di darat dan di air. Otot bagian kepala, leher dan kaki sudah mengalami diferensiasi sempurna.
Sistem Alat Gerak
Mempunyai dua pasang anggota gerak yang masing-masing dengan 5 jari dengan kuku-kuku yang cocok untuk lari, mencengkram, dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk dayung
Sistem Pencernaan
Mulut Reptilia misalnya, buaya berukuran besar dapat terbuka lebar dengan dilengkapi gigi yang digunakan untuk menyerang dan mempertahankan diri, selain itu juga untuk menarik dan memutar mangsa yang berukuran besar. Lidah tipis terdapat di dasar rongga mulut. Pada bagian belakang lidah, terdapat lipatan melintang, yang berhadapan dengan lipatan yang terdapat pada langit- langit mulut, jika kedua lipatan menempel, maka rongga mulut tertutup kearah faring, sehingga ketika buaya berada di dalam air mulutnya dapat terbuka tanpa ada air yang masuk ke paru-paru.
Diatas faring terdapat esofgus, berupa saluran panjang menuju lambung. Lambung terdiri dari fundus yang berbentuk bulat berukuran besar, dan pylorus yang berukuran lebih kecil di sebelah kanannya. Selanjutnya terhubung ke usus halus dan rectum menuju kloaka dan anus. Hati terdiri dari dua lobus terletak anterior dari lambung. Pancreas merupakan terdapat pada lekukan duodenum dari usus halus. Saluran hati dan pancreas bermuara ke usus halus bagian awal. Kloka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan, eksresi dan reproduksi.
Sistem Sirkulasi
Reptilia memiliki jantung dengan 4 ruangan yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel hanya saja sekat diantara ventrikel itu belum jelas. Hewan ini memiliki system peredaran darah ganda. Dari seluruh tubuh yang kaya CO2 akan masuk melalui sinus venosus menuju ke atrium kanan lalu masuk ke ventrikel kanan lalu darah akan masuk ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Di paru-paru darah yang kaya CO2 akan dilepas sedang darah yang kaya O2 akan diikat kemudian darah mengalir menuju atrium kiri kemudian ke ventrikel kiri kemudian akan diedarkan keseluruh tubuh, kemudian kembali diikat darah yang kaya CO2 dan melalui pembuluh vena akan masuk kembali ke sinus venosus.
Sistem Respirasi
Udara masuk ke lubang hidung, melewati bagian atas langit-langit keras menuju rongga hidung yang terdapat di bawah velum, melewati glottis pada faring yang terletak di belakang lidah. Glottis terdiri dari tiga tulang katilago dan pita suara, dan selanjutnya terhubung ke trakea yang berupa cicin kartilago. Trakea memanjang ke bagian depan toraks, selanjutnya bercabang menjadi dua bronchi pendek, menuju lobus paru-paru kanan dan kiri. Paru-paru terdiri dari kapiler pulmonary.

Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka. Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
Sistem Saraf dan Alat Indera
Otak Reptilia contohnya buaya memiliki dua lobus olfaktori yang panjang, yang terhubung ke cerebral hemispher yang berukuran besar. Dibelakang cerebral hemisphere terdapat lobus optikus. Berikutnya cerbellum berbentuk buah pir dan terletak di tengah, yang ukurannya lebih besar daripada yang terdapat pada hewan Amphibia. Medula oblongata terletak di bawah cerebellum, dan memanjang ke sumsum tulang belakang. Di bagian ventral, terdapat saraf optic dilanjutkan infundibilum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang saraf cranial dan saraf spinal berpasangan.
Di lidah terdapat saraf pengecap (laste bud), dan di setiap lubang hidung terdapat organ olfaktori. Pada mata terdapat kelenjar lachrymal yang menjaga kornea atau permukaan bola mata tetap lembab, ketika hewan berada dipermukaan air. Telinga buaya memiliki tipe telinga vertebrata darat. Setiap telinga memiliki saluran auditori eksternal yang pendek, yang terdapat dibawah daun telinga. Saluran telinga berlanjut ke membrane timpani, didalam rongga timpani atau telinga tengah terdapat tiga saluran semisirkuler dan organ pendengar. Dari setiap rongga timpani, terdapat tabung eustachian di bagian tengah yang terhubung ke rongga bagian atas faring di belakang rongga hidung.
Sistem Reproduksi
Pada hewan ini proses fertilisasi berlangsung secara internal. Organ reproduksi hewan betina berupa sepasang ovarium, oviduk yang berdinding tipis dimana oviduk ini memiliki kelenjar yang member kulit keras pada ovum yang telah dibuahi. Oviduk ini bermuara di kloaka.
Organ reproduksi pada hewan jantan yaitu  alat kelamin kusus yang disebut hemipenis,sepasang testis, didekatnya terdapat saluran epididimis kemudian dilanjutkan oleh saluran vas deferens yang pada bagian caudalnya bersatu dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Pada buaya yang masih muda, gonad jantan dan betina tampak serupa. Pada jantan dewasa, dua testis berbentuk bulat terdapat sebuah vasdeferens menuju kloaka, yaitu disebelah anterior dan ureter, yang berlanjut ke penis tunggal yang terdapat pada bagia yang sama, yang melekat dekat ventral kloaka. Pada betina dewasa terdapat dua ovarium yang sama melekat dekat dengan ginjal. Disebelah anterior dari setiap ginjal terdapat saluran oviduct, yang merupakan tempat terjadinya fertilisasi. Selanjutnya telur yang sudah di fertilisasi akan di selaputi albumin, membrane dan cangkang, kemudian dikeluarkan dari tubuh betina untuk ditetaskan.
Habitat dan persebaran
Kebanyakan kadal tinggal di atas tanah (terrestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang pohon. Untuk komodo sangatlah endemik yaitu terbatas persebarannya di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara, seperti pulau Komodo, Padar, Rinca dan di ujung barat pulau Flores.
Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran air, tepi danau, pantai, dan rawa-rawa. Di perkotaan, biawak sering temukan hidup di gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai. Sedangkan cecak hidup di dinding dan atap rumah. Di alam cecak biasanya hidup pada tempat teduh. Persebaran lacertilia sangat hampir setiap tempat dapat ditemukan kecuali di daerah Arktik, Antartika dan Greenland.
Peranan ReptiliaTerhadap Manusia
Banyak jenis kadal dan ular yang menguntungkan manusia karena memakan serangga dan rodentia. Kulit buaya, ular, dan biawak serta penyu yang diperdagangkan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu dll. Bagi sebgian orang daging ular di jadikan makanan karena dipercaya memiliki khasiat sebagai obat. Bisa ular juga sebagai penawar gigitan ular.


Kunci Pengenalan Spesies
Kelas Reptilia dibagai menjadi 4 ordo, yaitu Rhyncocephalia (contohnya: Tuatara), Chelonia (contohnya: Penyu, Kura-kura, dan Bulus), Squamata (Contohnya: Serpentes, Lacertilia, dan Amphisbaena) dan Crocodilia (contohnya: Buaya, Aligator, Senyulong, dan Caiman) dll.
Subordo Amphisbaenia
Subordo Amphisbaenia merupakan bagian dari Ordo Squamata yang tidak berkaki namum memiliki kenampakan seperti cacing karena warnanya yang semu merah muda dan sisiknya yang tersusun seperti cincin. Kelangkaannya dan kehidupannya yang malang menjadikan sedikit keterangan yang bisa diketahui dari subordo ini. Kepalanya tidak memisah dari lehernya, tengkorak terbuat dari tulang keras, memiliki gigi median di bagian rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan matanya tersembunyi oleh sisik dan kulit. Tubuhnya memanjang dan bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya.
Ordo Rhynchocephalia
Ordo ini diketahui berdasarkan catatan fosil pada Era Triasik Akhir yaitu antara 210-220 juta tahun yang lalu. Ordo Rhynchocephalia memiliki tipe tengkorak diapsid. Morfologinya mirip dengan anggota lacertilia dan panjang dewasanya mencapai 30 cm. Anggota ordo ini semuanya karnivora dan mencari makan di malam hari. Habitat hidupnya di air atau di daratan. Ordo Rhynchocephalia bereproduksi secara ovipar dengan fertilisasi internal. Telurnya ditempatkan dalam suatu lubang seperti kebanyakan anggota Kelas Reptilia lainnya dan menetas dalam waktu 1 tahun.
Anggota Ordo Rhynchocephalia mempunyai satu familia yaitu Sphenodontidae dan hanya satu genus Sphenodon. Genus ini terdiri dari dua spesies yaitu Sphenodon punctatus dan Sphenodon guntheri (Tuatara). Keduanya merupakan hewan endemik Selandia Baru.
Ordo Crocodyllia
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Kepala berbentuk piramida, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe gigi tecodont. Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral. Pupil vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya nampak seperti celah. Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi dengan suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat buaya menyelam. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan berjari 5 tanpa selaput
Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempengan tulang yang disebut skuta sebagai pelindung, sisik rontok satu persatu tidak seperti ular. Contoh spesies dari ordo ini adalah buaya. Buaya memiliki ekor tebal berotot, kaki depannya berjari lima, sedangkan kaki belakang berjari emapat sebagian berselaput untuk berenang. Lubang hidung terletak di ujung moncongnya yang memungkinkan untuk bernapas saat di dalam air, jantungnya beruang empat namun memiliki pori di antara bilik kiri dan kanan. Contoh spesies buaya adalah buaya muara (Crocodylus porosus).
Jantung buaya memiliki 4 ruang namun sekat antar ventrikel kanan dan kiri tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah. Pada jantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia merupakan hewan poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur di siang hari unutk menjaga suhu tubuhnya. Mereka berburu di malam hari, Crocodilia dewasa terutama yang dominan memiliki teritori tersendiri, namun pada musim kering teritori tersebut dilupakan karena daerah mereka menyempit akibat kekeringan.
Adapun klasifikasi Ordo Crocodylia adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Superkelas : Tetrapoda
Kelas : Reptilia
Subkelas : Diapsida
Ordo : Crocodylia
Familia : Alligatoridae
Familia : Crocodylidae
Familia : Gavialidae
Famili Alligatoridae
Famili Alligatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat. Dapat mencapai umur maksimal hingga 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah.memiliki lempeng tulang pada punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar.yang berjumlah lebih dari 6 sisik. Beberapa spesies yang termasuk famili ini adalah :
Genus Alligator
- Alligator mississippiensis
- Alligator sinensis
Genus Caiman
- Caiman crocodiles
- Caiman latirostris
- Caiman yacare
Genus Melanosuchus
- Melanosuchus niger
 Genus Paleosuchus
- Paleosuchus palpebrosus
- Paleosuchus trigonatus

Famili Crocodylidae
Ciri-ciri Famili Crocodilidae adalah moncongnya meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga dan pada saat mengatup, kedua deret giginya terlihat dengan jelas. Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar. Terdapat pula baris tunggal sisik balakang kepala yang melintang yang tidak lebih dari 6 buah di bagian tengkuk.
Famili Crocodilidae dibagi menjadi:
Subfamily Crocodylinae
Genus Crocodylus
- Crocodylus acutus
- Crocodylus cataphractus
- Crocodylus intermedius
- Crocodylus johnstoni
- Crocodylus mindorensis
- Crocodylus moreletii
- Crocodylus niloticus
- Crocodylus novaeguineae
- Crocodylus palustris
- Crocodylus porosus
- Crocodylus rhombifer
- Crocodylus siamensis
- Osteolaemus tetraspis
Subfamily Tomistominae
Genus Tomistoma
Famili Gavialidae
Famili Gavialidae memiliki bentuk moncong yang memanjang dan pada saat moncong tersebut menangkup, kedua deret gigi yaitu yang berada di rahang atas dan rahang bawah terlihat berseling. Ujung moncongnya melebar dan bersegi 8, sekilas bentuknya mirip dengan Tomistoma schlegelii.
Spesies anggota Famili Crocodilidae yang ada di Indonesia adalah :
1. Crocodylus novaguineae (Buaya Irian)
Spesies yang sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah. Sisik D.C.W (Double Crest Whorl) sejumlah 17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah 18-21 buah. Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke belakang. Ukuran maksimum dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk betina.
Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada awal musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus. Telur-telur ini dijaga oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya-buaya ini menempati habitat yang sama dengan buaya air tawar di Indonesia Barat dan dijumpai sampai ke pedalaman dengan persebaran meliputi Irian sebelah utara, mulai dari daerah DAS Memberamo, sampai semenanjung selatan Papua Nugini.
2. Crocodylus porosus (Buaya Muara)
Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang tujuh meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang kepalanya yang kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama pada yang dewasa sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam, dan pada ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna hitam.
Saat bertelur, betina akan membuat sarang dari sampah tumbuhan, dan dedaunan. Buaya ini bertelur pada awal musim penghujan. Telur-telur ini akan terus dijaga oleh induk sampai menetas dan mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai. Kadang dijumpai di laut lepas. Makanan utamanya adalah ikan walaupun sering menyerang manusia dan babi hutan yang mendekati sungai untuk minum. Persebaran buaya ini hampir di seluruh perairan Indonesa.
3. Crocodylus siamensis (Buaya Air Tawar)
Dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik post occipital-nya yang berjumlah 2-4 buah. Moncongnya tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas di antara kedua matanya.. Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga perempat kali lebarnya. Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala. Tubuhnya kecil dan hanya dapat mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna hijau tua kecoklatan dan anakan berwarna lebih muda dengan bercak-bercak pada punggung dan ekor. Belang hitam pada ekor umumnya tidak utuh. Buaya air tawar betina bertelur pada awal musim penghujan. Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau rawa-rawa. Makanan utamanya adalah ikan. Jenis ini juga dikenal sebagai buaya siam. Persebarannya meliputi Kalimantan Timur,dan Jawa.
4. Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong)
Buaya ini dapat dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan moncongnya yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6m. Jari kakinya memiliki selaput, dan sisi kakinya berlunas. Matanya memiliki iris yang tegak. Betinanya bertelur pada awal musim penghujan. Telurnya diletakkan dalam tanah dan ditimbun dengan sampah tetumbuhan.
Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman. Makanan utama adalah ikan, udang dan juga monyet. Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan dan Jawa.

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar teman , karena negara ini bebas berpendapat namun adakala peraturan nya yaitu sopan dan tidak mengandung sara , terimakasih atas partisipasinya :)

 

leave me alone please don't cry Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea