bukan salahmu tapi salahku ..


Selalu sama... Datang - mendekat - menjauh - hilang.. berkali-kali seperti itu.


  Bagaimana aku tak bosan dan jatuh bangun dibuatnya? Harus berapa kali lagi membuka pintu, mempersilakannya masuk, berbincang sementara, dan akhirnya harus rela melepasnya di ambang pintu. Selalu setelah kepergiannya, aku menunggu, membiarkan pintu itu terbuka dan berharap sebentar lagi dia akan kembali datang dan berbincang. Tapi nyatanya selalu saja aku hanya membiarkan udara dingin yang datang. Akhirnya ku tutup lagi serapat-rapatnya, menangisi kepergiannya di balik pintu. Tapi apa gunanya membiarkan pintu itu tertutup kalau aku tak sedikit pun mengalihkan perhatianku pada pintu itu. Dan parahnya aku menunggunya kembali mengetuk, dengan sigap aku akan membuka pintu dengan hati yang sumringah.

Kemarin pun masih sama..
 Kedatangannya yang tiba-tiba membuatku sumringah. Aku menikmati waktu sebentar saja untuk berbincang dengannya, membangunkan kembali memori indah yang dulu pernah menjadi nyata. Padahal jauh sebelum kedatangannya, aku berjanji untuk mengabaikannya. Tak peduli harus membiarkannya berdiri membeku karena udara dingin di depan pintu. Tak peduli berapa ratus kali dia ketuk pintu itu. Aku tak akan peduli. Aku akan pura-pura tuli dan mengabaikannya sepenuh hati. Tapi akhirnya masih saja aku tergoda untuk membukakan pintu, mempersilakan masuk, dan berbincang hangat seperti dulu. Yang berbeda adalah ku tinggalkan dia begitu saja. Pintu itu masih terbuka, bukan untuk membiarkannya datang dan pergi sesuka hati, tetapi mengusirnya dengan sopan dan menutup pintu itu rapat-rapat.

Sebenarnya apa yang aku inginkan? Yang aku tahu hanya ada satu keinginanku, dia mengikuti cara dan mauku. Cukup seperti itu. Harusnya mudah kalau dia menyadarinya dari awal. Tapi nyatanya dia tak sedikit pun terlihat memberi perhatian. Dia lakukan sesuka hatinya dan membiarkanku seperti anak kecil yang dibuat kagum oleh keahliannya bermain sulap. Dan itu pun masih sama. Terakhir kali dia datang, dia menunjukkan satu lagi kelebihannya yang membuatku terkagum-kagum dan membenarkan diriku yang selalu menantikannya.

Bukan sebuah kesalahan kalau dia, dia, dia, dan dia yang masih merajai hati ini.


Kesalahan adalah selalu menunggunya ketika aku telah mengijinkan seseorang menggantikannya dalam hati. . . 

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan berkomentar teman , karena negara ini bebas berpendapat namun adakala peraturan nya yaitu sopan dan tidak mengandung sara , terimakasih atas partisipasinya :)

 

leave me alone please don't cry Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea